Bambang Hadi Santoso Dwidjosumarno–Dosen Tetap STIESIA Surabaya

Oleh : Bambang Hadi Santoso Dwidjosumarno–Dosen Tetap STIESIA Surabaya

Sebelum calon pemodal (investor) berniat menanamkan modal yang mereka miliki di pasar modal, calon pemodal seharusnya mengetahui dan memahami pilar–pilar dalam melakukan perdagangan (trading) saham. Pilar–pilar tersebut adalah pengelolaan uang (money management), analisis teknikal (technical analysis), analisis fundamental (fundamental analysis), dan pola pikir (mindset). Pembahasan setiap pilar tersebut adalah sebagai berikut:

Pengelolaan Uang:

Sukses tidaknya para pemodal tergantung pada kemampuan mereka dalam melakukan pengelolaan uang, baik itu untuk pemodal yang berorientasi pada investasi jangka panjang maupun bagi pemodal yang berorientasi pada investasi jangka pendek. Pengelolaan uang sangatlah penting dalam upaya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum dalam berinvestasi saham.

Prinsip–prinsip yang harus digunakan oleh pemodal adalah bahwa pemodal menggunakan uang yang berlebih, dalam berinvestasi pada saham–saham tidak dilakukan dengan cara berutang, portofolio yang dilakukan tidak semuanya dilakukan pada saham–saham, tidak melakukan pembelanjaan uang secara sekaligus, membagi dana–dana investasi ke dalam beberapa bagian untuk tujuan yang berbeda–beda, yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pemodal serta kondisi pasar saham, dan akhirnya pemodal menyediakan dana–dana cadangan untuk melakukan pembelian di saat–saat pasar tengah mengalami crash (Utami, 2015).

Analisis Teknikal:

Analisis teknikal merupakan upaya–upaya pemodal untuk dapat memperkirakan harga saham dengan cara mengamati perubahan dari harga–harga saham tersebut pada waktu–waktu yang lalu. Dalam analisis teknikal, pemodal tidak perlu memperhatikan faktor–faktor kebijakan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba perusahaan, perkembangan tingkat suku bunga yang berlaku, dan lain sebagainya yang kemungkinan dapat memengaruhi harga–harga saham.

Melalui analisis ini pemodal dapat melaksanakan perdagangan (trading) saham dengan mudah. Pemodal misalnya membeli saham pada harga tertentu di pagi hari, kemudian menjualnya di sore hari pada saat harga saham mengalami kenaikan, atau pemodal misalnya membeli saham pada hari ini, kemudian menjualnya besok atau tiga hari kemudian pada saat harga saham mengalami kenaikan.

Pemodal dengan mudah melakukan perdagangan hanya dengan mengamati naik turunnya harga–harga saham di pasar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis teknikal pada umumnya dipakai pemodal yang dalam melakukan investasi berorientasi pada investasi jangka pendek. Keuntungan yang didapat dari melakukan invetasi jangka pendek adalah berupa keuntungan sesaat. Di dalam hal ini pemodal tidak mendapatkan keuntungan berupa deviden yang diambilkan perusahaan dari sebagian keuntungan atau profit yang diperolehnya.

Analisis Fundamental:

Analisis fundamental merupakan analisis untuk memerkirakan harga–harga saham di masa yang akan datang dengan melakukan estimasi nilai faktor–faktor fundamental yang dapat memengaruhi harga–harga saham pada masa yang akan datang. Faktor–faktor fundamental yang dapat berpengaruh pada harga saham, serta yang umumnya dipertimbangkan dalam berinvestasi saham oleh praktisi misalnya adalah penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya–biaya, kebijakan deviden, dan sebagainya.

Dikarenakan begitu banyaknya faktor–faktor yang memengaruhi harga saham, maka untuk melakukan analisis fundamental diperlukan tahapan–tahapan analisis yang dimulai dengan menganalisa kondisi–kondisi makro ekonomi dan pasar, diikuti dengan menganalisa industri, dan akhirnya dengan menganalisa kondisi spesifik perusahaan. Umumnya pemodal yang berorientasi untuk melakukan investasi jangka panjang, menggunakan analisis fundamental.

Dengan orientasi jangka panjang pemodal lebih melihat kepada prospek jangka panjang ke depan dari perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam hal ini pemodal lebih mengharapkan perolehan dalam bentuk deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan penerbit saham secara berkala oleh perusahaan penerbit.

Dengan melihat kepada prospek perusahaan penerbit saham ke depan yang lebih baik, maka harga saham perusahaan diharapkan akan terus mengalami kenaikan, yang dengan demikian, para pemodal dapat menjual saham–saham yang dimilikinya, sehingga secara kasat mata keuntungan yang besar akan didapatkan.

Pola Pikir:

Pola pikir (mindset) adalah merupakan tatacara berfikir tentang perdagangan saham. Hal tersebut perlu untuk diketahui oleh calon pemodal yang mempunyai maksud untuk melakukan investasi instrumen saham yang terdapat di pasar modal. Tatacara berfikir tentang pasar modal yang keliru atau salah menjadikan pemodal tidak akan mampu mendapatkan keuntungan–keuntungan yang optimal pada saat berinvestasi di industri pasar modal.

Guna menjaga kestabilan emosi pemodal dalam melakukan perdagangan (trading), maka sebelum terjun ke pasar modal, terdapat hal–hal yang diperlukan oleh pemodal sebagai berikut:

a). Penentuan posisi, apakah berposisi sebagai pemodal atau sebagai pedagang (trader), yang berkaitan dengan kecocokan karakter masing–masing individu, dengan maksud strategi yang dipakai adalah “benar”,

b). Penentuan tujuan perdagangan, dikarenakan penetapan tujuan yang tidak benar akan menjadikan seorang individu berkecenderungan untuk bersikap melakukan pelbagai cara untuk memperoleh uang yang banyak dengan tatacara yang instan,

c). Menghindari perasaaan takut yang sangat berlebih–lebihan pada saat harga–harga saham mengalami penurunan, menghindari keragu–raguan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi, serta menghindari keserakahan pada saat pemodal merasakan keuntungan yang dapat melupakan terjadinya resiko–resiko dalam berinvestasi,

d). Menghindari kesalahan–kesalahan yang acapkali dilakukan oleh pedagang (trader) dalam melakukan perdagangan, seperti misalnya: tidak mempersiapkan perencanaan perdagangan (trading plan), tidak bertindak disiplin terhadap perencanaan perdagangan yang telah dipersiapkan sebelumnya, perasaan traumatik terhadap masa lalu, dan harus selalu “untung” dalam berinvestasi.

Berbagai kesalahan yang pada umumnya dilakukan oleh pedagang (trader) ketika sedang berada pada posisi untung adalah:

pertama terlalu merasa percaya diri (self confident), terlebih–lebih ketika mendapatkan keuntungan yang sangat besar serta keuntungan yang terus menerus, sehingga tidak lagi menjadi obyektif, dan yang kedua merasa tidak lagi layak untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan terus menerus dalam waktu yang singkat dan tanpa perolehan tersebut melalui upaya–upaya (efforts) yang besar (Utami, 2015), dan sementara itu, juga menurut Utami, 2015.

Kesalahan–kesalahan yang pada umumnya dilakukan oleh pedagang (trader) pada saat berada pada posisi rugi (loss) dapat disebutkan sebagai berikut: Berpengharapan dan berdoa–yang mana perlu untuk disadari bahwa pasar tidak memiliki kewajiban–kewajiban apapun untuk mengikuti kehendak kita, sehingga kita semua harus melakukan kendali–kendali sebagai upaya untuk membatasi resiko–resiko yang terjadi, menyalahkan orang–orang atau pihak–pihak lain.

Melakukan balas dendam dengan cara melakukan perdagangan secara terus–terusan guna melakukan pembalasan sebagai akibat adanya kekalahan yang terjadi, tidak bersedia melakukan cut loss–di mana keuntungan serta kerugian yang terjadi adalah merupakan bagian dari kegiatan perdagangan (trading), dan akhirnya tidak memberikan maaf terhadap diri sendiri,

e). Belief (keyakinan) dalam perdagangan, di mana belief adalah merupakan kepercayaan yang telah tertanam pada diri setiap individu (Utami, 2013). Beliefs yang salah dalam melakukan perdagangan antara lain seperti misalnya: perdagangan saham adalah sama dengan melakukan perjudian dan haram, perdagangan saham pasti akan rugi, dan lain sebagainya. Beliefs yang salah tersebut dapat menghambat pemodal atau calon pemodal untuk memperoleh keuntungan dalam melakukan perdagangan saham, yang disebabkan karena adanya perlawanan dari pikiran bawah sadar para pemodal atau calon pemodal.

Psikologi calon pemodal atau pemodal memegang peranan penting dalam behaviour (perilaku) pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal, dan pola pikir (mindset) yang benar mengenai transaksi saham–saham akan menentukan sikap serta behaviour calon pemodal atau pemodal, yang pada akhirnya akan membawa pengaruh pada keuntungan yang akan didapat.

Pola pikir yang salah dari calon pemodal atau pemodal harus diubah, dengan cara melakukan program ulang pikiran bawah sadar secara efektif, dengan langkah–langkah seperti yang diutarakan oleh Wijaya, 2011 sebagai berikut:

a). Para pemodal atau calon pemodal melakukan upaya–upaya untuk mengetahui keberadaan mental block, serta menyadari bahwa mereka sedang mengalami masalah dan berkeinginan untuk melakukan perubahan,

b). Para pemodal atau calon pemodal seharusnya memahami bahwa hal–hal tersebut adalah merupakan keyakinan dan berkeinginan serta memiliki niatan untuk melakukan perubahan–perubahan agar menjadi benar,

c). Para pemodal atau calon pemodal mengambil langkah–langkah pemisahan dengan keyakinan yang sebelumnya, dan selanjutnya melakukan pengambilan keputusan,

d). Para pemodal atau calon pemodal melakukan deklarasi perihal segala sesuatu yang ingin dihilangkan dari keyakinannya, dan berulang kali melakukan deklarasi dimaksud melalui gerakan dan emosi, sehingga pikiran bawah sadar menjadi sanggup menerima perubahan yang diinginkan,

e). Melakukan visualisasi, dikarenakan salah satu bahasa pikiran bawah sadar adalah dalam bentuk visualisasi atau gambar–gambar, dan f). Menetapkan target atau tujuan (goal) dalam perdagangan. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry