PESAWAT C-130 HS Hercules dengan nomor registrasi A-1334 milik Lanud Abdurahman Saleh Malang yang jatuh di Wamena, Papua, merupakan pesawat yang dibeli dari Australia. Menurut Wakil Kepala Staff Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja, pesawat itu dibuat pada dekade 1980-an.

“Pesawat itu pembelian dari Australia, masuk jajaran kita sekitar bulan Februari kemarin (2016) dan sudah digunakan di Angkatan Udara Australia sejak 1980-an,” ungkap Hadiyan dalam jumpa pers di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (18/12).

Meski telah berusia cukup tua, dia menegaskan pesawat itu dalam kondisi laik terbang. “Sebelum datang ke kita (pesawat masuk ke TNI AU), sudah mendapatkan paket perawatan, perbaikan dan upgrade, perbaikan mesin, penguatan air frame, dan sejenisnya. Jadi masih laik untuk terbang” ujarnya menegaskan.

Selain itu ditambahkan Hadiyan, perawatan rutin pesawat telah sering dilakukan, baik pada tingkatan ringan, sedang, hingga berat. TNI AU menjamin maintenance pesawat dengan nomor registrasi A-1334 itu masih laik hingga mampu menjalankan misi penerbangan.

“Pesawat ini masih sangat laik terbang. Karena sebelum terbang pun pesawat ini sudah serviceable, dan masih punya 69 jam lebih sebelum ke perawatan 100 jam selanjutnya,” tambahnya.

Pesawat yang dipiloti oleh Mayor Pnb Marlon A Kawer membawa 12 kru dan satu penumpang dinas, yang hendak berangkat dari Timika pukul 05.35 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 06.13 WIT. Namun pukul 06.09 WIT, pesawat mengalami lost contact.

2016, Gabung Skadron 32

Pesawat tersebut bergabung dengan Skadron 32 Pangkalan TNI AU Abdurahman Saleh Malang pada Febuari 2016. Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Abdurahman Saleh Mayor (khusus) Hamdi Londong Allo mengatakan, pesawat Hercules A1334 merupakan hibah dari Royal Australian Air Force (RAAF) untuk memperkuat Skadron 32 Wing II Lanud Abdurahman Saleh.

Penyambutan kedatangan pesawat saat itu dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsekal Pertama Djoko Senoputro, awal Maret 2016 lalu. Setelah A-1334, datang kembali pesawat A-1335 yang sama pada November 2016 hingga menambah jumlah kekuatan pesawat di Skadron 32 sebanyak 16 pesawat.

“Sekarang tinggal 14, dua ada di Jakarta, di sini (Skadron 32) ada tiga pesawat, yang lain masih beroperasi dan kini dihentikan operasinya pasca kecelakaan A-1334,” ungkap Londong.

Pesawat Hercules menjadi pendukung operasi dalam hal angkut personel dan logistik dan banyak menjalani misi non militer atau kemanusiaan.

Londong juga menyampaikan, pesawat mengangkut jenazah kru dan awak pesawat Hercules A-1334 akan tiba di Lanud Abdulrachman Saleh sekitar pukul 19.00 WIB tadi malam. Sebanyak 14 mobil ambulance telah disiapkan untuk membawa jenazah menuju lokasi pemakaman.

“Nanti ada upacara penyambutan dan penyerahan jenazah kepada keluarga di hanggar Skadron 32. Untuk tempat pemakanan beberapa keluarga sudah menentukan,” ujar Londong.

Kecelakaan pesawat Hercules A1334 milik Skadron Udara 32 Lanud Abdurahman Saleh di Gunung Tugima, Wamena, Papua, pagi kemarin, menambah daftar kecelakaan pesawat tipe A130 itu.

Sebelumnya, pada Selasa 30 Juni 2015 lalu, pesawat Hercules juga milik Skadron 32 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan. Pesawat mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas dari Lanud Soewondo Polonia, Medan, untuk terbang menuju Pulau Natuna dan Tanjung Pinang.

Pesawat dipiloti Kapten Sandy sudah menyadari adanya trouble selepas take off dan memutuskan untuk kembali ke landasan. Tetapi nahas, belum sampai ujung landasan, pesawat jatuh dan menabrak rumah toko yang berdiri tidak jauh dari landasan.

Kecelakaan ini memakan korban jiwa hingga ratusan yang terdiri dari kru, penumpang dan penduduk yang tertimpa badan pesawat. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik menerima sebanyak 141 kantung jenazah korban kecelakaan pesawat Hercules dan 139 jenazah di antaranya masih utuh (selengkapnya lihat tabel halaman 1).

Terkait dengan pesawat Hercules A1334, jatuh pagi kemarin, Danlanud Abdurahman Saleh Marsekal Pertama Djoko Senoputro menyebutkan, masih ada  lima pesawat Hercules dengan tipe sama yang dimiliki Skadron Udara 32 Lanud Abdurahman Saleh Malang. “Ada lima pesawat jadi kekuatan kami. Sesuai instruksi semua berhenti beroperasi,” jelasnya. ari, dit

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry