BERI KETERANGAN: Bupati Ponorogo, Ipong Muhlissoni memberikan keterangan kepada media usai berbuka puasa dengan ratusan anak Yatim Piatu di Pendopo Kabupaten Ponorogo, kemarin. (duta.co/siti noer aini)

PONOROGO | duta.co– Janji Bupati Ponorogo untuk menutup 4 rekening bank milik Pemerintah, pengumpul dana bantuan untuk korban longsor Banaran , Pulung, Ponorogo ternyata sampai saat ini belum dilakukan. Pun laporan publik terkait perolehan dana serta peruntukannya belum dilakukan . Hal ini karena berbagai alasan diantaranya belum selesainya aliran dana dari masyarakat.

“ Yang bantu terus berdatangan, kalau kita tutup terus dibuka lagi bagaiaman ? Sseperti KORPRI Jateng, Sekda Jateng mauh ke sini, lagi sesuaikan jadwal dengan bupati,” kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, saat usai berbuka puasa dengan ratusan anak Yatim Piatu di Pendopo Kabupaten Ponorogo, kemarin.

Menurut Bupati, soal bantuan dana melalui rekening tidak ada aturannya seperti halnya tanggap bencana. Namun dibutuhkan kejujuran untuk pengelolaannya, termasuk laporan tarspoaran kepada publik melalui media massa. Dan ini akan dilakukan, bila sudah tidak ada lagi masyarakat yang menyalurkan dana untuk korban Banaran.

“ Soal ( rekening) tidak diatur, itu tinggal kebijakan kita-kita saja ( bupati) yang mengatur. Mekanisme pertanggungjawaban tidak ditaur, tinggal masing-masing kita, kejujuran dalam mengelola.” Imbuh Ipong.

Seluruh dana Banaran dari para donatur akan disumbangkan kepada korban, untuk mendapingi bantua dari pemerintah Propinsi dan Pusat. Saat ini yang sedangan dinanti Pemkab salah satunya adalah isian rumah untuk para korban Banaran yang mendapatkan rumah baru direlokasi , yang sedang diajukan kepada Menteri Sosial.

Sebelumnya diberitakan, untuk menghindari disalahgunakannya rekening pengumpul dana bagi donatur untuk korban longsor Banaran, maka segera akan ditutup. Namun penutupan rekening di 4 bank milik Pemerintah itu, akan dilakukan jika dana sumbangan dari Pemerintah Provinsi Jateng sudah masuk.

“Pembukaan rekening oleh Pemkab merupakan cara untuk memfasilitasi para donatur yang memberikan donasi untuk korban bencana tanah longsor di Desa Banaran. Karena masa tanggap darurat  bencana  sudah selesai pada Sabtu 22 April lalu  dan proses normalisasi  lokasi bencana sudah mendekati seselai, maka Pemkab Ponorogo akan menutup rekening tersebut,” kata  Sekda Kabupaten Ponorogo Agus Pramono, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, penutupan itu dilakukan  setelah Pemprov Jawa Tengah, yang sudah meminta waktu untuk mengirimkan bantuan, melakuan transfer dananya ke rekening Ponorogo Peduli Longsor Banaran.

Sebelum menutup rekening, Pemkab juga akan menanyakan besarnya bantuan  yang masuk ke BPBD dan juga ke rekening pribadi Kepala Desa Banaran. Setelah itu  Pemkab akan memberikan informasi kepada masyarakat  terkait jumlah total bantuan yang masuk untuk kepentingan transparansi.

Suyatno, salah satu korban yang kini menempati barak II sementara di dekat lokasi longsor mengatakan, dirinya bersama puluhan penghuni barak lainnya merasa jenuh. Tidak ada kegiatan yang berarti selain kerja bakti dan sekedar membantu masyarakat.

Lebih banyak waktu digunakan  hanya untuk ngobrol dengan sesama pengungsi. Hal ini karena mereka sudah kehilangan mata pencaharaian sebagai petani jahe. Diakui uang dan makanan cukup melimpah.

“ Ya hanya begini setiap hari, duduk-duduk tidak ada pekerjaan. Ya jenuh juga tapi mau bagaimana lagi, kalau rumah tetap masih menunggu untuk dibangun. Katanya masih nunggu dari pemerintah pusat,” katanya, yang diamini oleh penghuni lainnya. (sna)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry