TAMAN : Mas Abu, Walikota Kediri saat deklarasi Indonesia Bebas Sampah 2020 (duta.co/nanang)

KEDIRI|duta.co – Muncul pertanyaan, saat Komunitas Pemuda Kota Kediri melakukan Deklarasi Indonesia Bebas Sampah 2020 bersama Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar di Taman Sekartaji, tidak terlihat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Didik Catur, pada Minggu (5/3/2017).

Atas ketidakhadirannya, mendapat kritik dari anggota DPRD Kota Kediri, turut menjadi peserta. “Kata staf – nya ke Surabaya, tapi saya ada kabar dia lagi ngetrail,” jelas Handayani duduk berdampingan dengan Yuni Kuswulandari, anggota dewan dari Fraksi Golkar.

Acara diprakarsai komunita pemuda, dengan dihadiri gabungan siswa SMP, SMA dan perguruan tinggi, Forum Komunikasi Hijau (PKH), Earth Hour Kediri, Rumah Zakat, bank sampah, ibu – ibu PKK dan komunitas kepemudaan, juga digelar peragaan busana  dari bahan daur ulang sampah, pameran hasil kerajinan daur ulang sampah, penukaran sampah dengan sembako dan Clean Up (Pembersihan sampah) di sekitar kawasan Taman Sekartaji.

Mas Abu dalam sambutannya, menyampaikan bahwa permasalahan utama  yang terjadi masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Untuk itulah dengan adanya sistem edukasi seperti ini dapat memberikan sebuah edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah.

“Saya mengapresiasi kegiatan seperti ini. Para pemuda yang aktif dalam kegiatan seperti ini adalah pemuda-pemuda yang keren,” ungkap Mas Abu.

Mas Abu menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh masyarakat Kota Kediri dan warga sekitar yang telah membantu Pemerintah dalam menjaga dan mencintai lingkungan. “Karena ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, peran aktif dari masyarakat sangatlah penting. Semoga semangat menjaga lingkungan bisa terus ditumbuhkembangkan, agar lingkungan yang merupakan sebuah aset jangka panjang tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita nantinya. Seperti para leluhur kita yang telah menjaga lingkungan untuk kita saat ini,” ujar orang nomor satu di Kota Kediri itu.

Meski demikian, keberadaan proyek renovasi Taman Sekartaji ini bukannya tanpa cela, dijelaskan Yuni Kuswulandari, bahwa faktor keamanan untuk anak – anak harus diperhatikan atas pembuatan kolam. Begitu juga pembuatan tulisan taman di di pintu masuk dianggap kurang menarik.

“Apa dananya kurang ya? Kok tidak perhatian faktor keamanan atas kolam dan pembuatan tulisan taman terlalu kecil,” jelas anggota Komisi A ini, berjanji akan menyampaikan kepada Komisi C yang membawahi satuan kerja DLHKP. (nng).