SANITASI: Wakil Ketua DPRD Musayyib Nahrawi, Timbul Prihanjoko dan Ford Brustaan dalam visioning workshop.

PROBOLINGGO | duta.co – Sebanyak 36,09 persen warga Kabupaten Probolinggo masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sepanjang tahun 2016. Hal itu terungkap dalam visioning workshop  IUWAISH PLUS USAID dengan Pemkab dan legislatif Probolinggo di pendopo, Rabu (19/7).

Dalam visioning itu, juga dilakukan penandatanganan kerja sama bidang sanitasi dan penyediaan air bersih antara Pemkab, DPRD dan USAID IUWASH PLUS.

Wakil Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko mengatakan, tak cukup dengan edukasi mengubah perilaku warga yang BAB di sungai dan tegal. Dibutuhkan sedikit  provokasi agar warga BAB di kakus atau jamban.

“Perlu juga pengawalan, termasuk media. Ayo wartawan juga mengawasi. Semua harus bergerak,  tak hanya IUWASH. Memang sulit sekali mengurangi angka BABS, tapi kami akan terus mencoba,” ujarnya.

Sejauh ini, masih banyak warga baik pria maupun wanita yang BAB di sungai di Kecamatan Banyuanyar. Sehingga pemandangan itu menjadi rasan-rasan warga.

Hal serupa juga terjadi di sejumlah desa Kecamatan Tiris dan Krucil. Mereka dikabarkan BAB di sungai dan ladang. Buruh usaha ekstra mengubah kebiasaan mereka.

Menurut Institusional Advisor USAID IUWASH PLUS Ford Bustraan, warga yang melakukan BABS itu kebanyakan warga miskin dan tidak mau berubah. Karenanya, mereka harus didongkrak ekonominya dan sanitasi harus dibangun dengan baik. Anggarannya tiga persen dari APBD, untuk sanitasi dan air limbah.

“Jadi jika APBD Kabupaten Probolinggo Rp 2 triliun, maka Rp 70 miliar untuk sanitasi,” tukasnya.

Sedangkan pihak USAID Jatim mengusulkan dibentuk regulasi untuk mengurangi angka BABS. Jadi jika ada warga yang BAB sembarangan, tinggal diberi sanksi. (afa)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry