DAMASKUS | duta.co – Peristiwa menakjubkan terjadi di medan peperangan Raqqa, Suriah. Sebuah video memperlihatkan betapa ada tangan Tuhan membantu mereka yang tengah bertempur itu.

Seorang sniper perempuan anggota pasukan Unit Perlindungan Perempuan (YPJ) nyaris tewas akibat tembakan sniper ISIS.

Dalam peperangan itu perempuan anggota YPJ ini tengah mengincar sasaran lewat sebuah celah dari dalam sebuah gedung di dekat kota Raqqa, Suriah. Kota ini diklaim sebagai ibukota ISIS.

Namun, setelah perempuan itu melepaskan tembakannya sebuah peluru melesat dan menembus dinding di belakang kepalanya.

Peluru yang kemungkinan besar dilepaskan seorang penembak jitu ISIS itu melesat hanya beberapa centimeter dari kepala sniper perempuan tersebut.

Hebatnya, meski nyaris tewas perempuan itu tak sedikit pun terlihat takut. Dia malah tertawa sambil menjulurkan lidahnya.

Rekaman video itu diunggah ke dunia maya oleh seorang jurnalis Kurdi yang meliput bersama pasukan YPJ.

“Para perempuan Kurdi tak mengenal rasa takut,” ujar Hemze Hamza, sang jurnalis, lewat akun Twitter-nya.

“Manusia pada umumnya akan sangat ketakutan karena kematian begitu dekat dengan mereka, tetapi dia hanya tertawa,” tambah Hemze.

YPJ adalah pasukan perempuan suku Kurdi yang merupakan bagian dari Unit Pelindung Rakyat (YPG).

Saat ini pasukan oposisi Suriah dari berbagai faksi yang didukung Amerika Serikat berusaha merebut kota Raqqa, basis terkuat ISIS di Suriah.

Pasukan Perempuan

Pasukan khusus yang seluruhnya beranggotakan para perempuan Kurdi Irak kini memang menjadi salah satu pasukan yang paling ditakuti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Selain takut dengan kemampuan dan keberanian para perempuan Kurdi itu, para anggota ISIS sangat takut mati di tangan para prajurit perempuan itu. Sebab, mereka yakin jika mati di tangan perempuan, arwah mereka tidak akan diterima di surga.

Selain para sniper perempuan di Raqqa, pasukan yang ditakuti ISIS itu adalah Batalyon ke-2 yang berbasis di kota Sulaymaniyah, Kurdistan. Pasukan ini beranggotakan 500 orang perempuan di bawah komando Kolonel Nahida Ahmad Rashid (49).

Meski pasukannya sangat ditakuti ISIS, Kolonel Nahida memperingatkan para prajuritnya agar jangan sampai tertangkap ISIS atau yang di Timur Tengah disebut dengan nama Daesh.

Sebab, jika para prajurit perempuan itu tertangkap, para anggota ISIS akan menyiksa, memerkosa sebelum akhirnya membunuh mereka. Karena itu, para prajurit perempuan Kurdi itu selalu menyisakan satu peluru di senapan mereka untuk melakukan bunuh diri dalam kondisi sangat terpaksa.

Beberapa waktu lalu, ISIS pernah mengklaim telah memenggal Rehana, seorang prajurit perempuan Kurdi, setelah menangkapnya dalam sebuah pertempuran di Suriah.

Rehana, yang kabarnya telah membunuh 100 orang anggota ISIS itu, menjadi terkenal setelah fotonya sedang tersenyum dan membuat tanda kemenangan dengan jarinya menyebar di internet.

Namun, seorang jurnalis Kurdi Pawan Durani membantah klaim ISIS itu. Dia mengatakan, klaim ISIS itu adalah sebuah bentuk kepanikan. “Rehana masih hidup dan sehat. Para pendukung ISIS hanya berupaya untuk mendongkrak mental mereka. Sang Harimau Betina masih terus berburu,” ujar Durani.

Pasukan perempuan Kurdi ini juga dikagumi karena dianggap sebagai bentuk persamaan derajat perempuan di kawasan yang dikenal tak memedulikan hak-hak perempuan.

“Kami bertempur seperti pria dan mati seperti pria. Sepupu saya gugur saat memerangi Daesh. Dia sangat pemberani,” kata prajurit Renas Jamal (23). (kcm, dut)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry