PETANI di Kecamatan Kejayan sedang memanen cabai. (foto duta.co : abdul)

PASURUAN | duta.co – Harga cabai di pasar tradisional yang fluktuatif selama ini, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, ikut turun tangan untuk menjaga ketersediaan cabai rawit di pasaran. Bahkan Pemkab terus menambah lahan tanam cabai, karena ketersediaan lahan yang mencukupi dan tersedia.

Selain melibatkan kelompok tani, Pemkab juga mendorong para ibu-ibu untuk ikut menanam cabai di pekarangan rumah. Sehingga dengan program tanam kalangan ibu rumah tangga tersebut, diharapkan bisa menambah penghasilan keluarga. Sekaligus untuk ikut serta menstabilkan harga cabai yang sewaktu-waktu harganya melonjak yang sulit terjangkau masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Ikhwan mengungkapkan, bahwa pihaknya tahun 2016 menambah 100 hektar lahan tanam cabai di kecamatan-kecamatan yang sudah menjadi sentra tanaman cabai. “Tahun ini kami menambah lagi 96 hektar areal tanam. Total saat ini di kabupaten Pasuruan memiliki 300 hektar lahan tanam cabai, “ujarnya, ditemui disela kesibukannya, Selasa (18/7).

Menurut dia, tahun sebelumnya pihaknya hanya melibatkan kalangan kelompok tani, maka tahun 2017 ini juga melibatkan pengurus dan anggota PKK di 24 kecamatan. Tahun ini bantuan penambahan lahan cabai diberikan di 15 kelompok tani di 15 desa yang berada di 9 kecamatan, yakni Purwodadi, Prigen, Pandaan, Rembang, Gondangwetan, Grati, Lekok, Tutur dan Nguling.

“Selain itu kami juga melibatkan ibu-ibu anggota PKK diseluruh kecamatan. Kita dorong ibu-ibu tanam cabai di pekarangannya masing-masing. Bantuan tersebut berasal dari APBN senilai Rp 2,8 miliar. Setiap hektar lahan tanam cabai, kata Ikhwan membutuhkan modal antara Rp 28 juta hingga Rp 30 juta. Sebab biaya untuk menanam cabai ini cukup mahal, “terangnya.

Ikhwan menjelaskan, dari bantuan tersebut berupa bibit, pupuk, pestisida, lahan tanam polibag dan keperluan lainnya. Dari hasil kolaborasi antara kelompok tani dan ibu-ibu PKK dalam program perluasan lahan cabai ini sangat memuaskan. “Hasil panen cabai di sejumlah kecamatan bisa mencukupi stok di pasar-pasar tradisional sehingga harga dipasaran stabil, “beber dia.

Selain itu, ibu-ibu yang ikut menanam cabai di pekarangan rumah juga tak perlu mengeluarkan uang untuk beli cabai. Dua faktor ini memberikan sumbangsih besar menekan angka inflasi di Kabupaten Pasuruan. Pihaknya berharap agar program tersebut akan ditingkatkan terus hingga seluruh desa di Kabupaten Pasuruan mampu berswasembada cabai.

Sementara itu, dari pantauan di lapangan, harga cabai rawit di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Pasuruan, cukup stabil mulai sebelum Ramadhan, Lebaran hingga 21 hari setelah Lebaran.
Untuk harga cabai antara Rp 39.000 hingga Rp 45.000. Saat ini Rp 39,500 sampai Rp 42.000. Stabilitas harga cabai karena pasokan mencukupi dari hasil panen kalangan petani lokal. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry