Setelah DPP PKB hampir pasti mengusung Saifullah Yusuf sebagai Cagub yang diusung PKB di Pilgub Jatim 2018. Parpol-parpol lain di Jatim juga mulai ancang-ancang menyusul langkah PKB untuk segera menetapkan pasangan Cagub-Cawagub untuk running di Pilgub Jatim mendatang.

 

Ketua FPAN DPRD Jatim yang juga bendahara DPW PAN Jatim mengatakan bahwa mekanisme penentuan Cagub-Cawagub dari PAN dilakukan melalui Rakerwil yang akan dilaksanakan bulan Juli 2017 atau usai lebaran mendatang. “Tujuan Rakerwil adalah untuk mendefenitifkan siapa calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diajukan PAN di Pilgub Jatim mendatang,” ujar Agus Maimun, Senin (29/5) kemarin.

Hasil Rakerwil nanti, lanjut Agus hanya berupa surat rekomendasi internal yang ditujukan kepada DPP PAN untuk selanjutnya dimintakan rekomendasi dari DPP. “Karena kursi PAN di DPRD Jatim hanya 7 kursi, maka pilihan posisi Cawagub dari kader internal adalah sangat realistis,”  ujar anggota Komisi B DPRD Jatim.

Sejumlah nama kader internal PAN yang digadang-gadang maju menjadi Cawagub yakni Masfuk (Ketua DPW PAN Jatim), Suyoto (Bupati Bojonegoro/wakil ketua DPP PAN), Anang Hermansyah (anggota DPR RI)  dan Viva Yoga Mauladi (anggota DPR RI). “Jadi tidaknya PAN mendapat jatah Cawagub itu juga tergantung pada hasil pembicaraan dengan partai koalisi,” dalih politisi asli Tuban ini.

Diakui Agus, paska PKB mengumumkan akan mengusung Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf menjadi Cagub, peta politik di Jatim mengalami perubahan cukup drastis. Khususnya, parpol-parpol yang awalnya berancang-ancang ikut mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018.

“Setelah PKB mengumumkan akan mengusung Gus Ipul, Khofifah sudah tak intens lagi menghubungi partai-partai di Jatim, termasuk PAN. Saya tidak tahu apakah ini signal dia tak jadi maju atau tidak,” kelakar pria murah senyum ini.

Agus juga tidak membantah jika sejak awal PAN ingin membangun koalisi besar bersama PKB dan Partai Demokrat yang diinisiasi langsung oleh Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo selaku Ketua DPD Partai Demokrat Jatim semenjak belum muncul nama-nama Bacawagub ke publik. “Saat ini Gus Ipul sudah diatas angin, apalagi jika PDIP ikut dalam koalisi mengusung Gus Ipul di Pilgub Jatim mendatang,” ungkapnya.

Pertimbangan utama membangun koalisi besar di Jatim, lanjut Agus yakni untuk menciptakan kondusivitas di Jatim. Sebab jika berkaca pada pengalaman Pilgub DKI Jakarta konflik di grassroot sangat rawan. Bahkan untuk mengembalikan ke kondisi stabil (move on) paska Pilgub membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Kami tak ingin Pilgub DKI Jakarta terjadi di Jatim sebab Jatim adalah barometer politik nasional dan center of grafity perekonomian Indonesia. Makanya kami ingin Jatim Adem,” dalih Agus Maimun.

Ia juga berharap desain parpol-parpol koalisi pendukung Cagub Gus Ipul nantinya bisa membangun poros NU-Muhammadiyah sehingga peluang PAN mendapat jatah Cawagub cukup besar. “Saya rasa kombinasi NU-Muhammadiyah itu sangat tepat jika diterapkan di Jatim. Terlebih kedua ormas besar ini yang selama ini telah terbukti menjaga keutuhan NKRI,” pungkas Agus Maimun. ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry