TKP: Kolam bekas galian kapur tempat enam santri tewas tenggelam, Kamis (28/5/2017). )ist)

GRESIK | duta.co – ‘Gua Gede’ begitu warga Desa Suci Kecamatan Manyar menyebutkan, namun itu beberapa puluh tahun lalu. Saat ini berubah menjadi galian kapur di mana air menggenang seolah-olah seperti kolam buatan dengan dinding tebing yang asri. Namun siapa sangka, kolam seluas 15×30 meter itu menyisakan duka yang sangat mendalam di mana enam santri tewas saat melakukan out bond  di lokasi itu, Kamis (18/5/2017).

TEWAS: Jenazah dua dari enam santri di RS Ibnu Sina Gresik, Kamis (28/5/2017). (ist)

Enam santri Ponpes Mambaus Sholihin Desa Suci, Manyar, Gresik, tewas tenggelam di bekas galian kapur yang tergenang air sedalam 2 meter. Empat lainnya selamat.

Ceritanya, 300 pelajar yang juga santri di Ponpes ini mengadakan kegiatan out bond sebelum melakukan perpisahan yang rencananya digelar Sabtu (20/5/2017) lusa. Nahas, sepuluh dari mereka bermain di kolam sisi  berbeda, bersenda gurau saling mendorong hingga mengakibatkan enam santri tewas tenggelam, satu dalam perawatan, dan sisanya selamat.

Menurut Marzuki (55), warga asli setempat menceritakan, meski terlihat asri dan indah dengan tebing-tebing menjulang sekitar 25 meter tingginya. Namun tempat ini banyak menyimpan misteri, dengan seringnya kejadian di areal tersebut.

Bahkan menurut dia, tiap tahun ada yang meninggal saat mencari batu, juga outbond seperti kejadian hari ini. Biasanya untuk kegiatan sepert ini, mereka menggandeng pihak Koramil setempat, namun tidak dengan yang terjadi kali ini.

“Kolam ini (tempat kejadian) 25 meter di atasnya dulu adalah gua di mana tempat warga mandi dan mencuci. Warga menyebutnya dengan Gua Gede. Dua tahun terakhir, dua orang saat melakukan kegiatan Pramuka meninggal dunia di kolam sebelah selatan. Orang sini sendiri heran, kadang kolam yang hanya memiliki kedalaman pinggang orang dewasa bisa menenggelamkan hingga tewas,” terangnya di lokasi kejadian.

Pantauan di lapangan, jika ingin ke lokasi harus ekstrahati-hati dengan menuruni jalan terjal sepanjang 500 meter dan berkelok. Terlihat puluhan lubang bekas galian kapur yang menyerupai kolam terpampang dan seakan-akan menggoda untuk berendam. Begitu juga puluhan rumah bidak milik penambang kapur yang hingga saat ini masih beroperasi dan menambah kedalaman lokasi.

“Lokasi ini dulu ditambang oleh PT Semen Gresik,  setelah sudah tidak ditambang kini dimanfaatkan oleh warga dari luar maupun asli setempat untuk ditambang menjadi batu-batu kapur (batu bata putih).  Kalau kedalamannya bisa jadi lebih 2 meter. Sebab, penambang biasanya menggali seperti Piramida terbalik karena takut longsor,” terang Suprianto (45), security di perusahaan yang bersebelahan dengan lokasi kejadian.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Manyar Iptu Yoyok membenarkan kejadian meninggalnya enam santri MTs Mambaus Sholihin saat mengadakan out bond dalam rangka kegiatan akhir tahun sekolah. Sudah merupakan agenda rutin yang diikuti oleh siswa kelas IX yang sudah melaksanakan ujian. Out bond dilaksanakan pukul 07.00 WIB yang diikuti sekira 9 kelas dari A sampai G sekira 300 orang.

Sebelumnya melakukan pembukaan di Ponpes Mambaus Sholihin yang menjadi titik kumpul dengan pemberangkatan dilakukan perkelas secara bergantian. Kebetulan berangkat dari kelas C sebanyak 34 siswa dari Ponpes Mambaus Sholihin, kemudian sampai di lokasi dan didampingi oleh pendamping  kakak pembinanya, Moh Habibulloh dan Sudarsono.

Mereka tiba di lokasi bekas galian gunung kapur sekira pukul 07.30  WIB. Kakak Pembina sudahmengingatkan, “jangan bercanda karena berbahaya”. Namun mereka masih bercanda saling dorong. Kondisi masih pagi, sehingga jalan masih licin, mereka tetap  bercanda akhirnya siswa 4 orang jatuh di kolam kemudian 2 orang siswa orang mencoba menolong  namun ikut tenggelam karena tidak bisa berenang.

Selang 10 menit, 4 guru datang ke lokasi untuk membantu siswa yang jatuh dan semuanya dalam kondisi lemas dan langsung dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik. “Keenamnya tidak terselamatkan, karena tidak bisa berenang. Mereka langsung dibawa ke RSUD Ibnu Sina untuk sementara dilakukan visum,” terang Kanit Reskrim Polsek Manyar Iptu Yoyok saat di lokasi.

Hingga pukul 17.00 WIB tadi, enam jenazah santri masih berada di RSUD Ibnu Sina untuk menunggu persetujuan keluarga korban.

Keenam korban tewas adalah:

  1. Saifudin Zuhri Subagiyo, warga Cepu, Blora,
  2. Sholahudin Achmad, warga Jalan Gebang Wetan, Surabaya,
  3. M Royi Amanullah Rusydi, warga Jalan Jemur Wonosari gang Lebar, Surabaya
  4. Ahmad Syafi’i, warga Jalan Industri, Lamongan,
  5. Abdul Rohman Nafis, warga Jalan Tambak Asri Tanjung, Surabaya
  6. Yosar Muhammad Ardyansyah Putra, warga Jalan Raya Pancawarna II, Gresik. gus

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry