BERSAMA: Peserta Diklat Jurnalistik MAN 1 Model Bojonegoro berfoto bersama usai acara. Duta/Rum

BOJONEGORO | duta.co – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Bojonegoro memiliki cara jitu untuk memotivasi para siswanya gemar menulis, yakni dengan menggelar Diklat Jurnalistik, Sabtu (27/1/2018). Diharapkan dengan memiliki siswa yang gemar menulis ke depan akan mampu membangkitkan kembali media internal sekolah yang sempat vakum.
“Kami punya harapan besar dengan menggelar Diklat Jurnalistik kali ini, siswa kembali gemar menulis. Selanjutnya mempunyai media yang dapat digunakan sebagai sarana untuk berbagi karya tulis. Maka pelatihan ini harapannya menjadi awal untuk mewujudkan cita-cita itu, membangkitkan media sekolah,” ungkap M Saifuddin Y, SAg, MPdI, Kepala Sekolah MAN 1 Model Bojonegoro.
Dan lanjut Saifuddin, MAN 1 Model Bojonegoro tidak ingin sendirian membangkitkan media sekolah, tapi ingin maju bersama-sama. Karenanya pada diklat kali ini juga mengundang peserta dari Madrasah lainnya di Bojonegoro.
“Kita ingin Madrasah maju bersama, makanya saya ajak juga siswa-siswa perwakilan dari Madrasah se Bojonegoro untuk mengikuti Diklat Jurnalistik,” tegasnya.
Sementara pada diklat kali menghadirkan dua narasumber yang berkecimpung langsung di dunia tulis menulis, yakni Imam Ghozali dan Tri Suryaningrum  dari Harian Duta Masyarakat.
Imam Ghozali, dalam pemaparannya mengajak 100 siswa yang mengikuti diklat untuk  menulis mengikuti gaya seorang jurnalis, yakni dengan konsep 5W+1H. “Secara teknik, menulis berita itu melaporkan peristiwa dengan menyusun berita yang terangkum dalam 5W+1H. Dan keenam unsur itu disusun dengan mengacu pada piramida terbalik,” terangnya.
Kenapa piramida terbalik? Imam lantas menguraikan, menulis berita  itu beda dengan menulis artikel yang kesimpulannya ada di bawah. Menulis berita hal yang menarik harus ditulis di lead atau teras berita semenarik mungkin dan mudah dimengerti. “Dari lead pembaca sudah bisa mengerti apa itu inti berita,” tegasnya
Bahkan untuk membiasakan siswa menulis, Imam mengajak peserta untuk menjadi citizen journalist (jurnalis warga). “Kalau memang memiliki informasi yang layak diberitakan bisa kirim ke Kita di Harian Duta Masyarakat,” ajaknya.

SERIUS: Sejumlah peserta Diklat Jurnalistik MAN 1 Bojonegoro serius membuat lead berita.
Duta/Rum

Setelah lebih banyak dijejali teori penulisan berita, siswa diklat diajak melihat kerangka sebuah berita lebih luas, mulai apa itu berita, sifat-sifat berita, hingga nilai berita. “Sebuah peristiwa itu akan menjadi berita karena ada kaitannya dengan manusia. Jadi yang menjadi titik pusat berita itu manusia,” jelas Tri Suryaningrum.
Rum, begitu biasa disapa, lantas menjelaskan, berita itu juga bukan sekedar laporan dari peristiwa semata, melainkan juga ide-ide, pikiran-pikiran dan analisis-analisis tentang berbagai masalah yang hangat dan banyak menarik perhatian masyarakat. “Jadi kalau pejabat diberitakan baik itu sudah biasa karena itu tugas mereka, tapi kalau diberitakan jelek itu luar biasa,” ujarnya.
Mendengar penjelasan itu, Nora langsung memotong. Dia coba mengungkapkan keresahannya  ketika tulisan yang mengabarkan kejelekan pejabat bisa berimplikasi pada kasus hukum. “Kalau kita dilaporkan ke Polisi gimana mbak? Kan takut,” potongnya.
Menjawab keresahan Naura, Rum berusaha mengajak siswa lebih dalam mengetahui dunia seorang jurnalis. Seorang jurnalis, lanjutnya dalam menulis berita memiliki tanggung jawab yang besar ketika menulis. Yang terpenting ketika menulis berita tetap tidak mengabaikan kaidah-kaidah jurnalistik,” jelasnya.
Dan dalam ilmu jurnalistik, papar Rum, salah satu berita dikatakan memiliki nilai berita selain aktual, faktual, juga berita itu mengandung pertentangan (konflik). Peristiwa konflik entah itu konflik pemerintahan maupun politik atau konflik lainnya memiliki nilai berita. Dan masyarakat berhak untuk mengetahui kebenaran suatu peristiwa.  “Jadi jangan pernah takut ketika menulis, apalagi kita memiliki data dan juga sumber yang jelas,” tandasnya.
Setelah puas mendengarkan teori, siswa diajak untuk praktik langsung membuat berita. Keteganganpun serolah menjadi cair begitu siswa mulai praktik membuat berita dari lead hingga membuat berita secara lengkap.
Untuk lebih menyemangati siswa juga diberikan hadiah bagi yang mampu menulis berita sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Dan mereka yang beruntung adalah  Ilma, Chamila, dan Nora dengan judul berita ‘Fingerprint, Sejarah  Baru MAN 1 Model Bojonegoro’. rum

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry