KAPOLRES  Jombang, AKBP Agung Marlianto, membelakangi suami istri tersangka peganda uang. (DUTA/ NURUL YAQIN)

JOMBANG | duta.co  – Kasus penipuan dengan modus penggandaan uang seperti dilakukan Dimas Kanjeng dengan

korban ribuan orang ternyata masih saja terjadi. Kasus ini   tidak membuat semua orang menjauhi dukun yang
mengaku bisa menggandakan uang. Buktinya, kasus dukun yang mengaku
bisa menggandakan uang terjadi  di Jombang.
KAPOLRES  Jombang, AKBP Agung Marlianto, membelakangi suami
istri tersangka peganda uang. (DUTA/ NURUL YAQIN)
Reza dan Tata, suami istri tersangka peganda uang, saat digiring
polisi. DUTA/ NURUL YAQIN

 

 

Hal itu terbukti Kamis (27/7) malam, di perumahan Metro Graha,  Tunggorono,  Jombang, sebuah rumah yang ditempati Reza (43) digeruduk massa. Pasalnya, Reza yang asal Desa Gudo, Kecamatan Gudo, Jombang, yang mengaku sebagai
dukun bisa menggandakan uang tersebut menipu korbannya hampir Rp 2
miliar.
Saat didatangi korbannya bersama warga dan polisi, Reza tidak mau
membuka pintu rumah. Akhirnya, mereka  langsung menerobos rumah
tersebut. Selanjunya masuk ke tempat  ritual dukun Reza. Sebuah peti
dari kayu dijebol beramai-ramai.
Begitu peti terbuka, warga seketika kaget, karena pada tumpukan bagian
atas terdapat uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Namun pada bagian bawah hanyalah tumpukan koran bekas. Selain peti kayu, di lokasi juga terdapat koper dan kembang yang biasa digunakan ritual.
Beruntung, sebelum kemarahan warga memuncak, polisi segera mengamankan
Reza. Selanjutnya, dia beserta peti kayu yang digunakan untuk menggandakan uang dibawa ke Polres Jombang.
Aditya, warga setempat yang ikut menyaksikan penggerebekan itu tidak
begitu mengenal pelaku. Karena status yang bersangkutan hanya mengontrak rumah di perumahan tersebut. Reza  juga ke rumah ketika malam telah larut. Sehingga tak ada yang kenal.
Selain mengamankan tersangka Reza, polisi juga mengamankan Tata Pradita, (36) yang tak lain adalah istri siri Reza. Kini, keduanya meringkuk dalam tahanan mapolres Jombang. Disamping kedua tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Diantara dua mobil, dua peti kayu berisi kertas dan uang, keris, sejumlah koper dan rekening,
serta sebuah sertifikat tanah.
Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto mengatakan, dari hasil
pemeriksaan,  terungkap bahwa salah satu korban seorang dokter gigi
berinisial SL, warga Gayungan Surabaya. Dokter perempuan menyerahkan
uang sebesar Rp 1,5 miliar kepada tersangka. Uang sebesat itu
diserahkan secara bertahap dengan besaran antara Rp 100 juta hingga Rp
300 juta.
SL berharap, uang tersebut bisa digandakan berlipat-lipat. Namun
harapan tersebut tak pernah terwujud, uang Rp 1,5 miliar tersebut justru tak pernah kembali.
“Sementara ada dua korban, yakni seorang dokter berinisial SL dan satu lagi WT. Korban SL menyerahkan uang Rp 1,5 miliar. Sedangkan WT menyerahkan Rp 150 juta,” ujar Kapolres
Jombang AKBP Agung Marlianto, saat merilis kasus tersebut, Kamis
(27/7).
Menurut Agung, perkenalan Reza dan SL bermula pada 2016. Saat itu, Reza menawarkan barang antik berupa samurai kepada SL seharga Rp 10
triliun. Sedangkan kepada WT, warga asal Desa/Kecamatan Gudo ini
menawarkan tokek seharga Rp 150 juta. Hanya saja, transaksi tersebut
tidak ada titik temu. Sebagai gantinya, dukun palsu tersebut menawarkan praktik penggandaan uang.
Nah, dari situlah kedua korban tergiur. Apalagi, pelaku menunjukkan
peti kayu yang di dalamnnya diklaim berisi uang. Pada bagian atas peti
tersebut terdapat ‘ventilasi’. Ketika diintip, terlihat uang lembaran
Rp 100 ribuan dan Rp 50 ribuan di peti tersebut. SL dan WT terpedaya,
mereka pun menyerahkan uang secara bertahap.
Seiring laju waktu, dua korban menagih janji. Namun, Reza hanya memberikan janji. Karena habis kesabaran, SL dan WT akhirnya melaporkan kasus tersebut ke polisi hingga terjadilah penggerebekan di
rumah kontrakan Reza.
Dari penggerebekan tersebut diketahui bahwa peti berisi uang itu ternyata palsu. Uang tersebut hanya pada lapisan atas, sedangkan pada bagian bawah hanyalah tumpukan koran bekas.
 “Kami masih mengembangkan
lagi, karena kuat dugaan korbannya bukan hanya dua orang,” pungkas
AKBP Agung Marlianto. (Rul)
.
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry