Keumalahayati atau Malahayati yang berasal dari. Aceh (Fr/kissparry.files.wordpress.com)

JAKARTA | duta.co – Pemerintah menunggu secara resmi usulan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional. Usulan itu sebelumnya disampaikan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menyikapi minimnya jumlah pahlawan perempuan Indonesia dibandingkan pahlawan pria.

“Memang jumlah pahlawan perempuan nasional tidak sebanyak pahlawan pria. Dari total 169 pahlawan nasional, hanya 12 yang berjenis kelamin perempuan,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat membuka Kowani Fair 2017 dan Pasar Murah Pangan di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Khofifah menjelaskan, bahwa untuk gelar pahlawan nasional melalui usulan masyarakat kepada bupati/walikota dan gubernur melalui Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) kemudian kepada Menteri Sosial dan dilanjutkan ke TP2GP untuk diserahkan kepada Dewan Gelar dan terahir persetujuan Presiden Presiden.

“Permohonan usul pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden melalui Dewan Gelar. Sebelumnya diadakan verifikasi, penelitian dan pengkajian melalui proses seminar, diskusi, serta sarasehan di daerah kelahiran serta di tingkat nasional ” tutur Khofifah.

“Dalam hal ini usulan dari KOWANI harus mendapat rekomendasi resmi dari Pemerintah Provinsi Aceh mengingat Keumalahayati berasal dari Aceh,” tambahnya.

Khofifah menuturkan, undang-undang mempersilahkan masyarakat mengusulkan nama-nama yang dinilai tepat untuk mendapat anugerah sebagai pahlawan perintis kemerdekaan dan pahlawan nasional.

Sebelumnya, Kowani mengusulkan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional. Menurut Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, dari catatan sejarah yang ada, dokumen dan cerita ahli waris keluarga, Keumalahayati atau lebih dikenal dengan Laksamana Malahayati sangat layak dijadikan salah satu pahlawan nasional . Malahayati merupakan laksamana perempuan muslimah pertama di dunia.

Dorong Perempuan Mandiri
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Khofifah juga mendorong kaum perempuan untuk memiliki kemandirian ekonomi. Peran perempuan dinilai begitu penting dalam aktivitas perekonomian Tanah Air.

“Akses perempuan terhadap kesejahteraan dan hak-hak ekonomi lainnya harus diperluas. Barulah setelah itu perempuan bisa mandiri,” katanya.

Diungkapkan Khofifah, perempuan yang mandiri secara ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi angka kemiskinan.

Khofifah percaya kontribusi kaum perempuan akan semakin dirasakan saat jumlah kaum perempuan yang mandiri secara ekonomi maupun pendidikan meningkat.

Oleh karena itu, Ia berharap organisasi-organisasi wanita lebih aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perempuan. Menurutnya, potensi ekonomi kreatif bisa menjadi salah satu solusi mendongrak kemandirian perempuan.

“Produk ekonomi kreatif seperti kerajinan tangan, oleh-oleh, makanan olahan, dan lain-lain kalau diseriusi dengan baik bisa menjadi andalan pendapatan ekonomi keluarga, dan perempuan bisa melaksanakannya di rumah masing- masing sehingga ekonomi dan keluarga berjalan berseiring ” imbuhnya.

Ekonomi kreatif berbasis rumah tangga ini, lanjut Khofifah, sangat efektif dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Ditambah dengan kemudahan akses dan jaringan informasi melalui sosial media yang juga turut mampu mendongkrak pemasaran produk kreatif.

Khofifah berharap ekonomi kreatif dapat menjadi sumber kekuatan dan pertahanan Indonesia dalam menghadapi dampak krisis keuangan global dan membanjirnya produk asing akibat pasar bebas. (hud,rls)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry