Mendikbud RI Prof Dr Muhadjir Effendy foto bersama siswa–siswi SMP Pawyatan Dhaha I. (FT/DUTA.CO/HENDRAHASYIM)

KEDIRI | duta.co – Dengan suara lantang, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyambut kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)  Prof Dr Muhadjir Effendy. “Kami ucapkan selamat datang kepada Pak Menteri Prof Dr Muhadjir Effendy di Kota Kediri, kami bangga Bapak bisa hadir di tengah masyarakat Kota Kediri khususnya di SMP Pawyatan Dhaha 1 Kediri,” demikian disampaikan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar saat membuka acara seminar nasional pendidikan kepada 75 Kepala Sekolah se-Kota Kediri di Aula SMP Pawyatan Dhaha 1, Minggu (16/7/2017).

Di hadapan Mendikbud, Mas Abu, sebutan akrab Walikota Kediri, menjelaskan, bahwa Pawyatan Dhaha 1 (PD 1) telah menetaskan siswa-siswi yang sukses dan di antaranya menjadi Menteri Kabinet RI, anggota DPR RI, bupati atau walikota. Ini menunjukkan prospek  sekolah swasta, khususnya di Kota Kediri ini sangat bagus, apalagi pemerintah kota saat ini sedang gencar mempromosikan pendidikan.

“Jadi saya harap Kota Kediri ini menjadi kota pendidikan, Alhamdulillah kami memiliki program sangat luar bisa, khususnya di SMP Pawyatan Dhaha 1 ini. Di sini ada kurikulum yang terintegrasi dengan P4GN. Kurikulum ini lahir di Kota Kediri, sehingga menjadi percontohan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia,” ungkap Mas Abu.

Mas Abu menambahkah, bahwa Kota Kediri berkomitmen mewujudkan penerapan kurikulum yang terintegrasi dengan P4GN, penerapan nilai pancasila dalam mata pelajaran, memperkuat kurikulum pendidikan kewarganegaraan pada semua jenjang, jenis dan jalur pendidikan untuk membangun integrasi, membentuk etos kerja keras dan semangat gotong royong.

Untuk meningkatkan integritas siswa, Kota Kediri melalui dana APBD sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer 100%, untuk SMP, MTS, SMA, MA, dan SMK, semua sekolah tanpa memandang negeri atau swasta maupun madrasah telah mendapatkan bantuan sarana prasarana untuk pelaksanaan UNBK.

Terakhir, pelaksanaan revolusi mental melalui jalur pendidikan non formal, Kota Kediri memperkuat keberadaan Madrasah Diniyah, TPA/TPQ, dan sekolah keagamaan lainnya. Sejak tahun 2015 semua pengajar/tutor mendapatkan insentif bulanan dari dana APBD dan  terakhir untuk anak berkebutuhan khusus, tahun ini Pemerintah Kota Kediri membuka 11 sekolah inklusi, sehingga total memiliki 16 sekolah inklusi.

“Selain itu, Kota Kediri memiliki program belajar Bahasa Inggris gratis. Alhamduillah sudah ada 249 kelas dengan total peserta 3.857 yang terdiri dari anak-anak, remaja dan orang dewasa. Kenapa saya berfikir untuk pogram ini, karena perlu menambah daya saing masyarakat Kota Kediri. Yang saya tahu dulu anak-anak tahu Bahasa Inggris tapi untuk ngomong saja sepertinya agak kesulitan, maka dari itu program ini mengajarkan “speaking only”, Alhamdulillah sudah berjalan 85 %,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan apresiasi  kepada SMP PD 1 atas penerapan kurikulum yang menjadi contoh sekolah lain di Indonesia. Selain itu harapnya, bukan hanya sekolah negeri saja yang memiliki prestasi baik,  pendidikan dan menyiapkan generasi yang lebih maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

Mendikbud juga menjelaskan terkait keputusan sekolah 5 hari. “Jadi pada rapat kabinet  terbatas 5 Februari lalu, diputuskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta menyinkronkan libur sekolah dengan libur pegawai pada umumnya. Ini dimaksudkan supaya keluarga mempunyai waktu untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak sehingga tidak dibebankan kepada sekolah saja. Sedangkan mengenai full day school, itu hanya menambah 1 jam 20 menit saja,” jelas mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Terkait jam kepulangan siswa, untuk SD hingga pukul 12.10 wib, SMP hingga pukul 13.20 wib, sehingga tidak menggangu siswa yang belajar di Madin atau ekstra lain di luar jam sekolah. “Saya juga ingin mengklarifikasi terkait isu penghapusan mata pelajaran agama, itu sangat tidak benar,” jelas menteri kelahiran Madiun Jawa Timur ini.

Permendikbud mengamanatkan sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai karakter utama religiusitas atau keagamaan. Justru nantinya kita berharap sekolah bisa bekerjasama dengan madrasah diniyah (Madin) untuk memperkuat pendididikan karakter anak.

Acara ini dihadiri anggota DPR RI  Eva Kusuma Sundari, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Kediri Siswanto, Kepala BNN Kota Kediri AKBP Lilik Dewi Indarwati, Ketua Yayasan Pawyatan Dhaha dan 75 kepala sekolah dan madrasah se-Kota Kediri. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry