Poster Aksi96 yang sudah beredar di ribuan masjid di Jakarta. (FT/IST

JAKARTA | duta.co – Penggunaan Masjid Istiqlal sebagai pusat aksi ‘Bela Islam’, selama ini dikritik banyak pihak. Kali ini pengelola Istiqlal membuktikan, bahwa, masjid tersebut bukan milik ‘Presidium Alumni 212’. Melalui  Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) permohonan ‘Presidium Alumni 212’ untuk menjadikan Istiqlal sebagai pusat Aksi 96 yang berlangsung Jumat (9/6/2017), ditolak.

Dalam surat BPPMI yang salinannya beredar redaksi duta.co, Jumat (9/6) pagi, Sekretaris BPPMI H Rusli Effendi menyatakan bahwa pada hari dimaksud masjid terbesar di Asia Tenggara itu padat dengan acara sendiri sepanjang Ramadan ini.

“Berkaitan dengan permohonan Saudara, kami mohon maaf tidak dapat dipertimbangkan, karena pada hari dan tanggal tersebut digunakan untuk kegiatan rutin Masjid Istiqlal setelah Jumat,” tulis Rusli Effendi.

Surat jawaban itu ditujukan kepada Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo yang tertulis beralamat di Roemah Rakjat, Jalan Tebet Timur Dalam, Jakarta.

Alumni 212 merujuk pada para peserta aksi demonstrasi pada 2 Desember 2016 yang menuntut proses hukum atas gubernur DKI Jakarta ketika itu, Basuki Tjahaja Purnama, dengan tuduhan penistaan agama. Belakangan ini beredar luas di media sosial undangan bagi para “alumni 212” untuk kembali berkumpul membela pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Syihab yang menjadi tersangka kasus chat mesum. Sementara Aksi96 itu menurut rencana akan diisi zikir dan doa bersama.

Dalam suratnya, Rusli tidak menyebutkan kegiatan internal Masjid Istiqlal, namun menurut pantauan agenda di situs resmi masjid tersebut, memang banyak agenda tak terputus sepanjang Ramadan hingga Idul Fitri.

Sejak 19 Mei hingga 19 Juni nanti, Masjid Istiqlal menggelar bazar atau pasar murah pakaian, makanan, minuman, buku, hingga produk herbal. Lalu setiap harinya selama Ramadan, digelar takjil Ramadan atau pembagian makanan dan minuman pembatal puasa bagi ribuan jemaah yang datang.

Sebelum ini, Istiqlal juga melakukan pendidikan pesantren kilat untuk pelajar SD hingga mahasiswa dan masyarakat umum dalam tiga gelombang.

Pekan depan, masjid yang mulai dibangun pada 1961 ini akan memberikan santunan kepada 1.000 anak yatim. Pada 17 Ramadan, digelar peringatan Nuzulul Quran. Tentu saja setiap malam selama Ramadan masjid ini menggelar salat tarawih dengan ribuan jamaah, dan puncak kegiatan adalah salat Idul Fitri.

Juru bicara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Kapitra Ampera membenarkan penolakan dari pihak Masjid Istiqlal tersebut. (hud,bes)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry