Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar (Qoim) dengan bangga berfoto di depan ikon Kota Paris, Menara Eiffel. DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co  –  Prestasi membanggakan ditorehkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya ( FK Unusa). Dialah Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar (Qoim), mahasiswa semester empat yang menjadi salah satu dari lima mahasiswa Indonesia (Unusa, UI, Unpad, dan UPI) yang ikut dalam Program “Centre International Francophone Institutions et Culture” (Pusat Francais Indonesia di Bidang Institusi dan Budaya).

Program ini digelar Kedutaan Besar Prancis di bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Institut Français d’Indonésie – Institut Prancis di Indonesia) dan AMICIF (Amicale des Centres Internationaux Francophones du Lions Club de France), mulai 30 Juni hingga 31 Juli 2017. Kegiatan ini merupakan pertukaran mahasiswa yang berusia 18-25 tahun dari seluruh dunia dan berlokasi di  dua kota di Prancis yakni Paris dan Cergy-Pentoise.

Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar mengaku sangat senang ketika terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam even internasional tersebut. Terlebih dirinya menjadi satu-satunya mahasiswa dari Jawa Timur.  “Saya bersama dengan 65 pemuda dari berbagai negara akan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan lintas kebudayaan internasional, kunjungan ke UNESCO, Senat, Majelis Nasional, berpartisipasi dalam Konferensi Frankofon, dan lainnya. Semoga dengan ikut serta kami, dapat menjadikan Indonesia lebih terkenal, khususnya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia yang belum diketahui oleh dunia,” tuturnya pria kelahiran Jombang, 25 Desember 1996 itu.

Prestasi ini diukir setelah Qoim berupaya untuk bisa tampil maksimal dengan jumlah pesaing yang sangat banyak dan cukup berat kompetisinya. “Sebenarnya saya ingin ikut acara ini sudah sejak setahun lalu. Namun, saya merasa belum ada persiapan yang cukup. baru tahun ini saya berani untuk tampil,” ujarnya.

Umdatus Soleha, S.S.T., M.Kes., Kabiro Akademik dan Kemahasiswaan (Akamawa) Unusa mengungkapkan, kegiatan ini sangat memiliki manfaat yang banyak. Manfaat yang didapatkan antara lain, mahasiswa cenderung akan mampu mengembangkan  kecerdasan personal (mampu mengelola diri sendiri), kecerdasan interpersonal,  kecerdasan intercultural (mampu berbaur di antara teman-teman baru meskipun berbeda suku bangsa), dan kecerdasan global (bergaul dengan penuh rasa percaya diri dan berkesadaran sebagai bagian dari warga dunia). Seperti yang diamanatkan oleh Unesco bahwasanya pendidikan ada 4 pilar yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

“Dengan terpilihnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Unusa dalam event internasional ini menjadi kebanggaan bagi Unusa. Kebanggaan buat Unusa yang merupakan PTS baru tetapi sudah memulai start untuk berwawasan global. Sejauh ini Unusa memberikan dukungan terbaik untuk setiap kegiatan atau aktivitas positif. Kegiatan selain memberi wawasan kepada mahasiswa juga akan menumbuhkan Endurance bagi mahasiswa sehingga akan menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah putus asa,” tutur dosen S1 Keperawatan Unusa tersebut.

Umdatus menambahkan, harapan ke depan khususnya kepada mahasiswa Unusa, harus memiliki kompetensi kognitif yang memadai,  afektif yang baik dan psikomotor yang terampil. Di samping itu mahasiswa Unusa harus mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan baik  serta memiliki responsibilitas yang tinggi, memiliki rasa toleran dan kemampuan analisis yang baik. (rud/ril)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry