Pasien berobat ke RSUD Bangil (duta.co/ABDUL)
Pasien berobat ke RSUD Bangil (duta.co/ABDUL)

PASURUAN | duta.co — Warga miskin dilarang sakit. Hal ini terjadi pada pelayanan untuk pasien miskin yang kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan. Perlakuan pelayanan yang semestinya tak boleh terjadi dialami seorang ibu kurang mampu yang menderita penyakit gondok (strauma) oleh pihak RSUD Bangil, ditolak. Karuan saja keluarga pasien ini mengamuk.

Dihadapan dokter, Kasiman, asal Desa Bulukandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, emosinya memuncak setelah keluarganya yakni Nuraini (45) yang ditolak untuk operasi bedah di ruang bedah rumah sakit milik pemerintah Rabu (4/1).

Bahkan keluarga miskin ini meminta para medis untuk segera menangani dan melakukan tindakan operasi bedah terhadap pasien Nuraini. “Kenapa kami ditolak berobat,” teriak Kasiman, dengan nada emosi.

Ia menyesalkan tindakan para medis yang tak punya hati nurani pada warga miskin yang ingin berobat. Ia menuturkan, semua keluarganya akan dioperasi dengan menggunakan surat keterangan miskin (SKM) dari desanya. Namun saat di rumah sakit, selalu ditolak hingga 5 kali.

Kasiman emosi, lantaran untuk berobat ke rumah sakit milik Pemkab ini, ia dan keluarganya selalu bolak-balik dan keluarkan biaya yang tak sedikit. Harus naik ojek antara rumahnya ke RSUD Bangil, cukup jauh hingga mencapai 20 km lebih.

Ditolaknya warga miskin ini, alasan pihak managemen RSUD Bangil, pasien harus bayar uang muka dulu secara cash yang nilainya mencapai jutaan rupiah. Bila tak mampu bayar, disarankan untuk beroperasi pada RS swasta. Padahal, dengan program yang diluncurkan oleh pemerintah yakni Gakin, tiap pasien harus digratiskan saat berobat dan mendapatkan pelayanan medis yang baik, layaknya pasien umum.

Dengan kenyataan yang dialaminya, Nuraini hanya pasrah dengan apa yang terjadi, meski pihaknya telah berusaha keras untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Meski demikian pasien Nuraini tidak dioperasi juga saat itu. Oleh pihak rumah sakit dijanjikan pada minggu depan.

Ia berharap agar tidak hanya janji belaka. Saat itu juga ia pulang sambil membawa persyaratan surat administrasi dan hasil rontgen dari RSUD Bangil yang selalu dibawanya.

Sementara itu, Humas RSUD Bangil, dr Ghozali menegaskan akan memberikan sanksi tegas pada dokter yang menangani pasien kurang mampu ini. Pihaknya berjanji akan meningkatkan pelayanan lebih baik lagi.

“Kami tidak akan tinggal diam untuk menangani permasalahan ini. Apapun alasannya pelayanan pada semua pasien harus diutamakan tak pandang miskin atau dari keluarga kaya,” bebernya. (dul)