Mendikbud Prof Dr Muhadjir Effendy duduk di antara KH Anwar Mansur dan KH Abdullah Kafabihi Mahrus bertemu para santri Ponpes Lirboyo (FT/DUTA.CO/NANANG PRIYO)

KEDIRI | duta.co — Sambutan hangat penuh kekeluargaan dirasakan Prof Dr Muhadjir Effendy, saat menginjak halaman rumah KH Anwar Manshur, kyai sepuh Pengasuh Ponpes Lirboyo, pada Minggu siang (16/7/2017). Bahkan di hadapan beliau, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI ini menyatakan ingin menjadi santri agar bisa ngangsu kaweruh soal agama. Usai ramah tamah, dilanjutkan salat dzuhur berjamaah di Masjid Induk, saat itu Mendikbud bertatap muka dengan ratusan santri di serambi masjid.

Mbah Kiai Anwar menyampaikan bahwa terkait urusan pendidikan, jangan memandang aliran Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah. Namun bagaimana mencerdaskan generasi muda dengan membentuk karakter agar menjadi bangsa yang kuat, beriman dan menjadikan ilmu yang manfaat untuk semua umat. Dalam ramah tamah hadir sejumlah tokoh, Ketua PCNU KH Abu Bakar Abdul Djalil, Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Siswanto.

Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa isu terkait pemerintah menerapkan program full day school tidaklah benar. “Sesuai amanat presiden, kami diminta menjalankan Nawacita bahwa program pendidikan harus menerapkan pembinaan karakter. Untuk itu, bagi sekolah reguler akan diterapkan sinergitas dengan progam madrasah diniyah dan tidak akan menghilangkan mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam,red),” terang Mendikbud.

Muhadjir menjelaskan, bahwa kini Kemendikbud telah bekerjasama dengan Ponpes Sidogiri Pasuruan untuk dijadikan percontohan di tingkat nasional. Nama programnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). “Sesuai amanah yang disampaikan Presiden, bahwa ini merupakan program pematangan karakter, namun oleh sejumlah media, diplesetkan menjadi full day school. Bahwa di setiap sekolah dengan mengacu kurikulum 2013, harus memiliki Madin. Saat ini sedang kita atur skemanya dan saya meminta maaf bahwa kenyataannya program ini belum disosialisasikan di daerah.”

Dijelaskan Mendikbud, adanya kerjasama sekolah reguler dengan madin, maka, setiap siswa akan memiliki 2 raport, berisikan nilai akademik dan rekaman kepribadian berisikan karakter siswa. Bila kemudian terdapat madrasah yang jaraknya kurang dari 1km, sesuai aturan telah dibuat, harus diajak bekerjasama dengan pihak sekolah reguler.

“Apalagi saya ini dibesarkan di sekolah madrasah. Namun sekali lagi, saya bangga bisa sowan ke Pondok Lirboyo, santri itu bagaikan obor yang akan membagikan terangnya kepada orang–orang yang dalam kegelapan. Kemandiriannya telah teruji, tidak terpengaruh dengan politik dan mampu menjadi juru dakwah,” terang Muhadjir Effendy, yang saat itu melanjutkan kunjungan ke Pondok Ar–Risalah Lirboyo yang kini dalam tahap pengembangan gedung. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry