SENANG: Tampak raut bahagia Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), usai menerima bantuan sosial non-tunai dari pemerintah, Kamis (15/6). (DUTA.CO/DOK)

CILACAP | duta.co – Senyum mengembang terlihat di raut wajah 952 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), usai menerima bantuan sosial non-tunai, Kamis (15/6). Terlebih pencairan tersebut dihadiri orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo.

Winarti (33), Warga Kroya, Kabupaten Cilacap, membayangkan wajah dua anaknya yang memang sudah menantikan uang tersebut cair sejak beberapa pekan lalu. Nantinya uang tersebut mau dibelikan baju sekolah, tas, dan sepatu.

“Insya Allah nanti malam saya mau ajak anak-anak saya belanja kebutuhan sekolah. Dari kemarin sudah nanyain kapan saya punya uang,” ungkap Ibu tiga orang anak tersebut.

Winarti mengatakan, banyaknya kebutuhan sekolah anaknya cukup membuatnya kelimpungan. Penghasilan suami yang bekerja serabutan tidak mampu menopang seluruh kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak.

“Penghasilan suami saya paling Rp40.000 per hari, itu pun kalau ada yang suruh kerja. Jika tidak maka tidak ada pula yang bisa digunakan untuk belanja,” imbuhnya.

Menurut Winarti, meskipun bantuan yang diberikan pemerintah tidak banyak, namun cukup meringankan beban hidup. Terutama untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.

Diceritakan, dari total nilai bansos yang cair sejumlah Rp1.000.000, ia hanya mencairkan Rp500.000. Sisanya ia tabung guna persiapan kebutuhan sekolah anaknya di saat masuk sekolah setelah liburan ini.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo kembali memastikan betul pencairan seluruh bansos PKH sesuai dengan yang ditargetkan. Penyerahan secara simbolis dilakukan Presiden Joko Widodo di hadapan 952 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Lapangan Tugu, Kroya, Kabupaten Cilacap.

Penyerahan PKH non-tunai ini, bersamaan dengan penyerahan paket bantuan sosial lainnya yakni Program Makanan Tambahan (PMT) oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Secara keseluruhan total bantuan sosial yang disalurkan Pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk Cilacap sejumlah Rp286,4 miliar, terdiri dari PKH Non Tunai, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), bansos lanjut usia, bansos disabilitas, bansos UEP KUBE, dan bansos RS RTLH.

“Di sini saya sampaikan kembali, jangan pakai uang bansos ini untuk beli pulsa dan rokok ya. Tapi untuk pendidikan dan kebutuhan sekolah anak. Bisa juga untuk tambahan modal usaha,” kata Presiden.

Lebih lanjut, Kepala Negara juga mengingatkan agar KPM PKH belajar menabung dan tidak serta merta menghabiskan dana bansos yang diterima. Ia berharap penggunaan dana bantuan tersebut benar-benar untuk kegiatan belajar, seperti membeli buku atau seragam.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan terkoneksinya masyarakat miskin dengan perbankan membuat mereka dapat memanfaatkan berbagai produk dan jasa keuangan formal seperti  transfer, menabung maupun pinjaman serta asuransi.

Ditambahkan, intervensi pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan pun semakin efektif. Karena bantuan sosial dan subsidi diintegrasikan dalam satu kartu yaitu Kartu keluarga Sejahtera (KKS) yang memiliki fitur uang elektronik dan tabungan sehingga bisa menampung bansos PKH, Pangan, Subsidi LPG 3Kg, dan subsidi listrik.

“Penyaluran bantuan non-tunai sangat efektif mengajarkan masyarakat untuk menyimpan uang bantuan dalam tabungan. Jadi tidak serta merta diambil semua saat bansos ditransfer,” imbuhnya. (rls)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry