SURABAYA| duta.co – Pusat kuliner menjadi daya tarik masyarakat untuk berkumpul. Meski di Surabaya sudah banyak dikembangkan pusat resto dan kuliner, tetap saja ada celah peluang yang bisa diraih asalkan dengan konsep unik dan berbeda dijamin banyak peminat.
Dan peluang itulah yang dilakukan Intiland Grande dengan berani membuka Resto Hungerbelt di Spazia.
Pengembangan bisnis restoran dengan konsep unik dilakukan Intiland Grande. sebagai kota metropolitan yang banyak diisi masyarakat kalangan menengah ke atas, menginginkan nuansa wisata kuliner berbeda.
Simon J. Wirawan, Direktur Properti Intiland Grande mengatakan, potensi restoran bergaya unik berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat. Melihat hal itu, pihaknya membuka kerjasama dengan pihak luar, yakni Colours Food And Entertainment, FNE , membuka hungerbelt resto yang menargetkan generasi milenial, profesional, dan keluarga.
“Captive market yang dimiliki cukup besar. Sebab, okupansi gedung perkantoran di Spazio sudah mencapai 80 persen. Sehingga potensi capaian market untuk Hungerbelt Resto ditargetkan akan cukup tinggi meskipun baru dilaunching,” jelasnya.
Untuk itu, Hungerbelt hadir dengan konsep beda. Tempat yang cozy, unik dan berbeda dengan kebanyakan layanan resto lainnya. Untuk menu, 60 persen sajian kuliner yang dihadirkan di 18 tenant hungerbelt menyajikan menu yang telah dikenal. Sedangkan sisanya berupa menu western dan oriental yang semuanya juga familiar.
“Sebab, kami sengaja menyimpan sejumlah space khusus untuk sewa, sehingga diharapkan recurring income pasti meningkat,” tambah Simon J. Wirawan.
Selain memasarkan properti, pihaknya juga mengejar pendapatan dari sewa space yang ada di areal perkantoran milik Intiland Group di Surabaya. Diharapkan, tahun ini kontribusi recurring income bisa mencapai 25-30 persen dari total pendapatan. (imm)
