SURABAYA | duta.co – Kelangkaan pupuk bersubsidi saat musim tanam tiba, masih banyak dikeluhkan petani. Bahkan kalaupun ada harganya justru mencekik. Ironisnya, pupuk bersubsidi rata-rata dikuasai para pemodal besar alias tengkulak. Padahal sebelumnya penjualan pupuk diserahkan ke Koperasi Unit Desa (KUD) yang notabene sangat membantu para petani.

Untuk itu, dalam peringatan Hari Koperasi yang jatuh pada Kamis (13/7) ini, Komisi bidang perekonomian DPRD Jatim mendesak pemerintah agar mengembalikan fungsi KUD. Selain menjual pupuk bersubsidi juga menyediakan pinjaman dana bagi petani.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Noer Soetjipto menegaskan bahwa KUD adalah cikal bakal koperasi untuk petani di Indonesia yang sejak berdirinya sangat diperlukan dan manfaatnya sangat dirasakan oleh petani.

Selain menjual pupuk, KUD juga menampung semua hasil panen petani sehingga dapat mengurangi kerugian yang dialami petani.

Bahkan jika musim tanam tiba, kata politisi Partai Gerindra ini, banyak para tengkulak yang berkeliaran ke desa-desa untuk merayu petani supaya pinjam uang ke para operator tengkulak gabah dan orang ini sebagai kaki tangan tengkulak para petani yang lebih akrab menyebutnya tukang uyang-uyang (orang yang membeli gabah petani waktu panen maupun dengan sistem ijon).

“Jadi petani karena keterbatasannya, baik pengetahuan dan finansial tukang uyang-uyang ini sangat diperlukan karena bisa menyiapkan dana segar tanpa rumit. Mereka membuat perjanjian uang yang dipinjam tidak perlu dibayar tunai saat panen tetapi cukup dibayar gabah,” tegas Noer Soetjipto, Kamis (13/7).

Sejak munculnya KUD, para petani relatif tertolong dari jeratan tengkulak yang sistemik ini karena KUD dapat modal dari pemerintah untuk meminjami kebutuhan pembelian sarana produksi (Saprodi ) petani. KUD juga menampung segala panen petani dan bisa menjadi penyambung antara Dolog dan petani, pupuk dengan pabrik, sehingga sangat menguntungkan petani.

“Kami berharap pemerintah melalui Hari Koperasi ini bisa mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali KUD. Dan gudang-gudang KUD yang mangkrak bisa diperbaiki kembali untuk difungsikan seperti era tahun 1980 dimana Indonesia bisa swasembada pangan (padi, kedelai dan jagung ),” tegas pria yang dipercaya sebagai peneliti ini.

Senada, anggota Komisi B DPRD Jatim yang lain, Subianto menambahkan bahwa selama ini pendapatan petani tak kunjung ada perbaikan, meski pemerintah khususnya Pemprov Jatim sudah banyak membantu seperti pemenuhan bibit, pupuk, ongkos angkut hingga pinjaman dana. Namun hal itu tidak dapat mendongkrak Nilai Tambah Petani (NTP) sehingga lewat hari koperasi ini, pihaknya berharap KUD dihidupkan kembali karena keberadaannya sangat membantu petani.

“Sebagai wakil rakyat, saya harus bertanggungjawab untuk membantu para petani yang sekarang ini pendapatan yang diterimanya cukup memprihatinkan akibat perilaku para tengkulak,” tegas politisi asal Partai Demokrat ini. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry