Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siradj MA saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Negeri Khairun Ternate Maluku Utara, Senin (13/2/2017). (FT/DOK)
Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Negeri Khairun Ternate Maluku Utara, Senin (13/2/2017). (FT/DOK)

TERNATE | duta.co — Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA menyempatkan bertemu dengan para akademisi Ternate di sela-sela kunjungannya ke Maluku Utara siang ini, Senin (13/2/2017). Profesor bidang Tasawuf Filsafat ini mengisi Kuliah Umum di Universitas Negeri Khairun Ternate Maluku Utara.

Sebagai pembicara tunggal tentang “Upaya Membendung Radikalisme Yang Berlatar Agama”,  Kiai Said Aqil mengingatkan kembali tentang khazanah keislaman di bumi Nusantara.

Sebagai mahasiswa, menurut Kiai Said Aqil, harus bersifat inklusif dan bernalar agar tidak mudah tertipu.

“Kalian jangan kaku. Bersifatlah inklusif, gunakan nalar,” ujar kiai pengasuh Pondok Pesantren as-Tsaqofah, Ciganjur.

Masih menurut Kiai Said, upaya membendung radikalisme yang efektif adalah memperkuat budaya lokal dan mendialogkan dengan agama. “Saya menyebutnya dengan Islam Nusantara,” kata Kiai Said.

Islam Nusantara, imbuhnya, adalah Islam yang menempatkan budaya masyarakat sebagai kekayaan yang memperkuat Islam. Budaya sebagai wahana menghadirkan Islam di tengah-tengah masyarakat.

“Karena itu Islam melebur dengan budaya, bukan melumat budaya. Islam yang memoles budaya, bukan memberangus budaya,” jelas kiai penggagas Islam Nusantara ini.

Selanjutnya Kiai Said mengingatkan bahwa radikalisme bisa tumbuh di mana saja selama proses impor ideologi trans-nasional tidak dicegah. Mereka membawa masuk ideologi yang kering dan menjajakannya kepada generasi muda dan seolah-olah itu Islam murni.

“Maka kalian sebagai mahasiswa jangan tertipu, mendekatlah kepada kiai dan jangan sekali-kali belajar dari ustaz instan dan ustaz Google,” tegas Kiai Said Aqil. (anw/ksf)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry