SURABAYA | duta.co – Hari terakhir masa pengambilan formulir pendaftaran Bacagub dan Bacawagub Jatim yang dibuka DPD PDIP Jatim, ternyata hanya bertambah seorang yang mendaftar yaitu Abdullah Azwar Anas. Bupati Banyuwangi itu didaftarkan oleh Ketua DPC PDIP Kabupaten Banyuwangi, Made Cahyana Negara, pada Rabu (14/6) kemarin. Namun demikian, ada isu Khofifah Indar Parawansa disebut-sebut mengutus orangnya secara diam-diam mengambil formulir.

“Pak Anas selama memimpin Banyuwangi itu prestasinya sangat baik dan diakui publik mampu mengangkat nama dan kesejahteraan warga Banyuwangi. Makanya, DPC PDIP Banyuwangi mendaftarkan dia sebagai Bacawagub PDIP di Pilgub Jatim 2018 mendatang,” ujar Made Cahyana Negara.

Sementara itu, sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari membenarkan bahwa Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didaftarkan sebagai Bacawagub oleh DPC PDIP Banyuwangi pada hari terakhir pengambilan formulir pendaftaran Bacagub/Bacawagub PDIP Jatim.

“Pendaftaran ditutup hari ini (Rabu, 14/6) pukul 17.00 WIB. Tercatat ada enam orang yang mengambil formulir, baik sebagai Bacagub maupun Bacawagub,” ujar perempuan yang menjadi Ketua FPDIP DPRD Jatim.

Keenam orang pendaftar yang sudah mengambil formulir yakni Wagub Jatim Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, Wakil Ketua DPRD Jatim dari FPDIP Kusnadi, Anggota FPDIP DPRD Jatim Suhandoyo, Bupati Ngawi Budi Sulistyono yang akrab dipanggil Kanang, anggota FPDIP DPR RI MH Said Abdullah, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

“Dari keenam pendaftar itu, satu orang mengambil formulir sebagai Bacagub yakni Saifullah Yusuf dan lima sisanya mengambil formulir sebagai Bacawagub, ” tegas politisi asal Malang ini.

Usai masa pengambilan formulir Bacagub dan Bacawagub ditutup, kata Untari, pihaknya akan menunggu pengembalian formulir dari masing-masing bakal calon hingga 30 Juni 2018. “Setelah masa pengembalian formulir selesai, DPD PDIP Jatim akan melakukan fit and proper test dan tes psikologi dibarengi dengan melakukan survei selama 2 minggu. Hasilnya akan dibawa di DPP PDIP untuk dimintakan rekomendasi,” tegasnya.

Ditanya dari keenam pendaftar itu siapa yang paling berpeluang mendapatkan rekom DPP PDIP? Dengan diplomatis Untari menyatakan bahwa rekomendasi itu kewenangan penuh DPP khususnya Ketum Megawati Soekarnoputri. “Saya tak mau berandai-andai atau mendahului DPP. Yang jelas, rekomendasi DPP PDIP itu akan turun berpasangan,” imbuhnya.

Terpisah, pengamat politik dari Unijoyo Madura Mochtar W Utomo menilai peluang terbesar Bacawagub PDIP yang akan mendampingi Gus Ipul (Bacagub) ada dua orang yaitu Kusnadi ketua DPD PDIP Jatim dan Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi.

Berdasarkan berbagai hasil survei selama ini, Anas jelas lebih memiliki modal popularitas dibanding Bacawagub yang lain. Track record Anas juga cukup baik selama menjabat Bupati Banyuwangi dinilai berhasil. “Anas dikenal visioner, inovatif dan kreatif. Dengan usianya yang masih muda dia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan lebih mudah mendongkrak elektabilitasnya,” beber Mochtar.

Sedangkan Kusnadi sebagai ketua DPD PDIP Jatim yang merupakan simbol partai juga memiliki kekuatan mesin penggerak yang baik di level struktural maupun akar rumput PDIP. Pertimbangan lainnya, kata Mochtar pengalaman Kusnadi di DPRD Jatim juga merupakan nilai plus untuk menjaga keseimbangan hubungan eksekutif dan legislatif ke depan.

“Kalau konteksnya untuk percepatan dan inovasi Jatim ke depan, tentu yang muda lebih punya kemungkinan. Namun sejatinya kita tidak bisa membandingkan antara Pak Kusnadi dan Anas karena posisinya berbeda, satu di eksekutif dan satunya di leislatif. Keuntungan Anas sebagai eksekutif pergerakannya bisa dilihat dan dirasakan sehingga lebih bisa diukur,” jelas Mochtar.

Ia menduga, dalam menentukan rekomendasi DPP PDIP akan menemui banyak problemnya dan akan ada tarik menarik yang dinamis, khususnya dari kelompok nasionalis yang tentunya akan berupaya keras untuk bisa menempatkan kadernya mendampingi Gus Ipul yang menjadi representasi Cagub dari kalangan Nahdliyin.

“Ikut mendaftarnya Anas sebagai Bacawagub PDIP Jatim itu memiliki banyak kemungkinan, bisa untuk mengugurkan kewajiban karena namanya ikut terjaring tapi juga bisa jadi untuk check sound sehingga ketika nanti Anas diusung partai lain ada argumen bahwa dia sudah mendaftar lewat PDIP tapi tidak mendapat tempat,” dalih Mochtar W Utomo.

Walaupun pengambilan formulir pendaftaran Bacagub dan Bacawagub PDIP sudah ditutup, namun sejumlah sumber menyatakan bahwa pintu masuk Khofifah Indar Parawangsa menjadi Bacagub PDIP belum 100 persen tertutup. Bahkan sumber terpercaya mengatakan bahwa orang yang mengambil formulir di PDIP itu tidak semuanya untuk dirinya sendiri.

“Bu Khofifah maju lewat PDIP itu belum tertutup sebab siapa tahu ada orang yang mengambilkan formulir. Kalau didaftarkan dan diambilkan formulir secara marwah politik ceritanya itu beda,” kelakar anggota tim sukses Khofifah yang namanya enggan dikorankan.

Sumber lain juga menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan calon yang didaftarkan DPC PDIP Banyuwangi adalah bukan Abdullah Azwar Anas melainkan orang lain. “Tokoh nasional yang beberapa hari lalu mengunjungi Banyuwangi itu siapa?” pungkas sumber yang mewanti-wanti namanya tak dikorankan. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry