HALAL BIHALAL: Margiono, Ketua PWI Pusat, Nomor empat dari kanan, saat mengikuti halal bihalal koalisi lintas partai bersama tokoh masyarakat. Duta/Fuad

TULUNGAGUNG Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak yang akan dihelat pada 2018 nampaknya mulai memanas. Margiono, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, siap didaulat maju dalam bursa pemilihan bakal calon Bupati Tulungagung periode 2018-2023. Nampaknya, keikutsertaan Margiono, bakal menjadi lawan berat bagi pasangan Petahana Sahto.

Wakil Ketua DPRD Tulungagung, Imam Kambali Minggu (16/7) mengatakan, hasil acara halal bihalal koalisi lintas partai bersama tokoh masyarakat yang telah digelar Sabtu (15/7) malam di Bharata Convention Center, telah merumuskan akan mengusung Margiono yang juga putra daerah Tulungagung.

Koalisi lintas partai yang dimaksud adalah Partai Golkar, Demokrat, PKB, Hanura, Gerindra, PKS, PPP, dan PKNU. “Kita sudah ada pembicaraan terkait AD/ART masing-masing partai, nantinya akan kita bahas di internal partai masing-masing, intinya kita sepakat mengusung Bapak Margiono,” tandas politisi kawakan dari Partai Hanura ini.

Kambali menambahkan, Margiono merupakan tokoh nasional yang dianggap layak memenuhi kualifikasi sebagai calon pemimpin yang akan membawa Tulungagung kedepan lebih makmur dan maju. “Secara grassroot beliau ini kan putra mantan Kades Sambitan Pakel, otomatis sudah banyak kolega/koneksinya, selain itu pupularitasnya sudah tidak diragukan lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, Margiono mengakui tidak akan menolak apa yang telah diinginkan para pentolan koalisi partai pendukungnya. “jika memang partai koalisi menginginkan saya diusung sebagai bacabup, sebagai putra daerah saya juga harus siap, meski saya belum memilki gambaran siapa nantinya yang akan menjadi wakil saya” terang.

Terpisah, pengamat politik Tulungagung Subiyanto mengatakan, majunya Ketua Umum PWI akan menjadi lawan terberat bagi pasangan petahana Sahri Mulyo-Maryoto Bhirowo (Sahto). “Secara finansial dan jaringan Margiono ini telah lewat mumpuni. selain itu, akses kedekatan sama kepresidenan dan kementrian tak diragukan lagi,” ujarnya.

Sedangkan, pasangan Sahto yang kini menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati tetap mengedepankan diusung dari partai moncong putih (PDIP). Padahal, Ketua DPC PDIP Tulungagung Supriono-Sodiq Purnomo Wakil Ketua, telah satu paket menyerahkan formulir sebagai bacabup-bacawabup ke DPD PDIP Jatim. “Dua kubu ini masih memperebutkan rekom, secara politik ini bisa menimbulkan perpecahan massa pendukung di internal PDIP Tulungagung,” ucapnya.

Padahal, selama ini, aturan partai besutan Megawati tersebut, lebih memilih memberikan rekom kepada pengurus partai. “Kalau sampai terjadi perpecahan, ini akan menghambat jalannya mesin partai, apalagi selama ini belum pernah ada Bupati di Tulungagung yang diusung dari PDIP,meskipun PDIP merupakan partai gajah di Tulungagung,” kata pria yang akrab disapa caspo ini.

Setidaknya, bursa pemilihan bacabup dan bacawabup 2018 nantinya akan menguntungkan bagi lawan yang akan maju melalui partai koalisi. “Toh bupati yang kini terpilih, dulunya berangkat dari koalisi partai gurem, buktinya pasangan sahto mampu menyisihkan lawannya yang berangkat dari partai besar,” tandasnya. zfd

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry