Pasukan keamanan Republik Demokratik Kongo saat berhadapan dengan pemotres yang menyerukan slogan dalam aksi mendesak Presiden Joseph Kabila untuk mengundurkan diri di ibukota Kinshasa. (FT/Reuters)

KINSHASA | duta.co – Lebih dari 3.000 orang tewas selama delapan bulan dalam aksi kekerasan di wilayah bagian tengah Republik Demokratik Kongo, Kasai.

Menurut data yang disusun oleh Gereja Katolik Roma dan dicantumkan dalam laporan dari utusan kepausan, yang diterima AFP pada Selasa (20/6/2017), sekitar 3.382 orang telah tewas dalam aksi kekerasan yang terus meningkat antara pasukan keamanan dan milisi suku.

Misi penjaga perdamaian MONUSCO PBB sebelumnya telah berbicara tentang 400 orang lebih tewas sementara sekitar 1,3 juta orang diperkirakan melarikan diri dari rumah mereka di provinsi Kasai.

Laporan utusan kepausan tersebut, dengan tanggal 19 Juni, menyebutkan 20 desa sudah hancur total, sepuluh di antaranya dirusak oleh pasukan bersenjata Kongo (FARDC), empat oleh milisi suku dan enam digempur pasukan tak dikenal.

Laporan itu juga menyebut tentang 30 kuburan massal, sementara misi PBB menyatakan ada 42.

Aksi kekerasan dimulai tahun lalu ketika Kamwina Nsapu, yang merupakan kepala suku di wilayah dekat perbatasan selatan Angola, secara terbuka menantang otoritas pemerintahan Presiden Joseph Kabila, memicu aksi penindakan oleh pasukan keamanan.

Nsapu tewas dalam operasi polisi pada Agustus 2016, sementara pengikutnya tetap berjuang dan yakin bahwa Nsapu masih hidup, karena Nsapu dikubur oleh rezim tanpa menghormati upacara tradisional.

Februari lalu, MONUSCO menuduh milisi Kamwina Nsapu tentang “kekejaman … termasuk perekrutan dan penggunaan tentara anak-anak,” dan juga mengutuk “penggunaan kekuatan yang tidak proporsional” oleh FARDC.

Dua pakar barat yang dikirim oleh Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres untuk menyelidiki konflik, hilang pada bulan Maret, dan mayat mereka ditemukan di sebuah kuburan dangkal oleh pasukan penjaga perdamaian dua minggu kemudian.

“Pemerintah menyalahkan milisi kesukuan atas pembunuhan mereka,” demikian tulis AFP. (ant)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry