DAFTAR CAGUB: Gus Ipul saat daftar Cagub ke PDIP beberapa waktu lalu, dengan diantara Ketua PKB Jatim Abdul Halim Iskandar. (ist)

SURABAYA | duta.co – Untuk memberi rekomendasi Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai Cagub Jatim, DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menunggu kejelasan calon pasangannya sebagai Cawagub. Sebab, PKB memberi rekomendasi satu paket pasangan Cagub-Cawagub dan itu perlu kesepakatan dengan partai koalisi.

”Rekomendasi tertulis baru turun kalau sudah berpasangan. Untuk menentukan Cawagub Jatim itu sangat tergantung kesepakatan antar-Parpol pengusung. Pilgub Jatim kan masih lama sehingga tidak terburu-buru membutuhkan rekomendasi tertulis,” ujar Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar saat dikonfirmasi di Kantor DPRD Jatim, Senin (17/7).

Ketua DPRD Provinsi Jatim itu menjelaskan, PKB tetap konsisten untuk mengusung Gus Ipul sebagai Cagub Jatim yang sudah direkomendasi oleh ulama Jatim. ”PKB sebagai Parpol yang didirikan ulama tentunya harus tunduk terhadap rekomendasi ulama. Dan untuk Pilgub Jatim, kiai-kiai NU se-Jatim sudah sepakat mengusung Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018. Jadi tugas kami adalah mengamankan rekomendasi ulama tersebut,” kata kakak kandung Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar itu.

Secara terpisah, Dirut Surabaya Survei Center (SSC) Mochtar W Oetomo mengatakan bahwa hasil survei yang 10-30 Juni lalu, diketahui mayoritas masyarakat Jatim menginginkan gubernurnya dari kalangan NU, sedangkan Cawagubnya dari kalangan politisi, terutama dari kalangan nasionalis.

“Sebanyak 24,40% publik Jatim yang berpendapat Cawagubnya dari nasionalis. Kemudian 16,90% menginginkan Cawagubnya juga dari NU, 11,40% yang menginginkan Cawagubnya dari kalangan Muhammadiyah, dan 8,9% dari unsur pengusaha, 5,9% dari pengusaha, dan 0,4% menginginkan dari kalangan artis. Tapi 32 % lebih yang belum bisa berpendapat,” ungkap dosen Universitas Trunojoyo Bangkalan ini.

Kalau menilik data tersebut, maka koalisi semangka (hijau-merah) semakin terbukti efektif  dalam Pilgub Jatim mendatang.  “Ya realitas politik Jatim memang didominasi kalangan nahdliyin dan nasionalis, sehingga wajar jika kedua kalangan itu akan menjadi kekuatan penting dalam geopolitik di Jatim,” jelas Mochtar.

Alasan kenapa publik memilih urutan latar belakang Cawagub nasionali, kata Mochtar, karena koalisi tersebut mewakili representasi politik Jatim yang secara umum terbagi dalam dua kutub besar, yakni NU dan nasionalis. “Pendapat ini setidaknya didukung oleh 18,8% publik Jatim,” imbuhnya.

Sementara yang bependapat sebaiknya Cawagub juga dari kalangan NU, berpendapat karena Jatim adalah rumahnya Nahdliyin dengan 12% dukungan.”Yang memilih Cawagub dari latar belakang Muhammadiyah rata-rata berpendapat sudah waktunya NU-Muhammadiyah beriringan dan bergandeng tangan dalam membangun Jatim,” ungkapnya.

Di antara kandidat Cawagub yang layak mendampingi Bacawagub dari NU, lanut Mochtar, yakni Abdullah Azwar Anas (bupati Banyuwangi) dan Kusnadi (ketua DPD PDIP Jatim). “Hasil survei Abdullah Azwar Anas memiliki elektabiitas sebesar 12,9% dan Kusnadi sebesar 7,5%,” katanya.

Munculnya nama Azwar Anas sebagai kandidat Cawagub paling diinginkan publik karena saat ini ia menjabat bupati yang cukup berprestasi dan inovatif. Prestasinya dikenal masyaraat luas di level nasional. Sementara Kusnadi saat ini menjawab sebagai ketua DPD PDIP Jatim, wakil ketua DPRD Jatim dan menjadi anggota dewan DPRD jatim beberapa kali periode dan dikenal sebagai politisi yang mudah bergaul dan sederhana. ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry