ADA YANG PAKAI DORENG – Sejumlah pekerja illegal asal China diamankan petugas Imigrasi Kelas II Bogor. Di antara mereka ada yang melawan. Tampak salah satu di antaranya yang memakai baju doreng. (FT/pjs/em)
ADA YANG PAKAI DORENG – Sejumlah pekerja illegal asal China diamankan petugas Imigrasi Kelas II Bogor. Di antara mereka ada yang melawan. Tampak salah satu di antaranya yang memakai baju doreng. (FT/pjs/em)

JAKARTA | duta.co – Maraknya buruh asing ilegal asal China membuat repot aparat. Apalagi belakangan bendera kebesaran China ikut-ikutan dikibarkan. Seorang warga yang tinggal di Jalan Raya Pelabuhan RT 04 RW 04, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara diduga mengibarkan bendera China.

Berdasarkan informasi, peristiwa itu terjadi pada Rabu (11/1/2017) sekira pukul 16.23 WIB. Warga berinisial ES itu mengibarkan bendera negara China dan langsung dipasang di bawah bendera merah putih di depan halaman rumahnya. Karuan ini membuat repot aparat.

Tak kalah repot, maraknya buruh ilegal asal China. Bahkan dikabarkan mereka sudah berani membuat kampung China sendiri. Mereka memilih daerah terpencil. Kantor Imigrasi Kelas II Bogor, berhasil menggrebek sebuah “perkampungan” baru yang berada di tengah hutan Kabupaten Bogor.

Kita perlu member apresiasi terhadap kinerja Imigrasi, khususnya Kantor Imigrasi Kelas II Bogor. Dikabarkan selain menggrebek “perkampungan” baru, imigrasi juga berhasil menangkap tenaga kerja illegal tersebut.

Perkampungan ini lokasinya berada sangat jauh ke dalam hutan, bahkan untuk ditempuh dengan sepeda motor juga tidak mampu, hingga akhirnya rombongan terpaksa meninggalkan sepeda motor yang dipinjam milik warga desa terdekat lokasi perkampungan yang berada dekat dengan lokasi sebuah tambang emas Galena, Cigudeg Kabupaten Bogor.

Kepala Imigrasi Kelas II Bogor Herman Lukman, terpaksa membagi dua kelompok yang datang dengan menggunakan 10 kendaraan roda 4, selain petugas imigrasi juga didampingi oleh pihak kepolisian, beserta jurnalis juga ikut dalam rombongan. Penggerebekan tidak dilakukan dalam satu tempat, namun terpisah.

Ketika salah satu rombongan tiba di lokasi yang berada di lokasi penambangan emas Galena Cigudeg Kabupaten Bogor, mereka hanya berhasil menangkap 9 orang warga China yang sempat kabur, bahkan hampir saja terjadi adu jotos ketika dua orang warga komunis China yang mencoba kabur tertangkap dan salah satunya berusaha untuk menyuap petugas.

Kemudian rombongan yang dipimpin oleh Herman Lukman ini meneruskan perjalanan mereka menuju ke Kampung Cihideung atau dikenal dengan nama Desa Centak Manik, ” Disini ada bosnya,” ujar Herman yang juga berhasil menahan salah satu wanita bernama Shi Tian (37) yang tampak berdandan sangat menor, namun mengaku sebagai juru masak ini.

Herman mengatakan jika warga China ini pendatang haram. Ketika berada di Indonesia mereka menyalah gunakan ijin mereka dengan cara bekerja, “Ada belasan dari mereka tidak memiliki paspor, sementara yang lainnya memiliki kelengkapan. Rata-rata mereka bekerja di pertambangan,” ujar Herman yang menambahkan jika mereka dikenai pasal 116 tentang penyalah gunaan dokumen.

Walhasil, sebanyak 18 tenaga kerja asal Tiongkok diamankan petugas kantor Imigrasi Kelas IIA Bogor, Jawa Barat. Guna mengamankan belasan tenaga kerja asing ini, petugas Imigrasi membentuk tim.

“Setelah kami telusuri baik dari mess maupun areal kerja, diamankan 11 orang karena tidak mengantongi Kartu Tinggal Sementara (KITAS),” kata Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Herman Lukman.

Menurut Kakanim Herman, keberadaan warga asing di Cigudeg Bogor ini atas laporan masyarakat.  “Dari 18 TKA, 3 adalah perempuan dan 15 lagi laki-laki. Apakah 11 yang memiliki ijin tinggal sementara untuk waktu 2 bulan sah, masih kami dalami,”ujarnya.

Bayu 38, warga dekat lokasi kepada perugas Imigrasi mengaku, Ling Fei, adalah ketua dari belasan TKA ilegal di PT. BCMG . Ia bahkan mengaku, ada ratusan warga Tiongkok yang sudah menyebar di kecamatan ujung Barat Kabupaten Bogor ini. Dan bukan mustahil mereka juag tinggal di dalam hutan untuk bersembunyi.

“Petugas imigrasi mengejarnya kurang maksimal karena mungkin tak tahu kalau mereka kabur ke lubang galian dekat pemukiman warga. Untuk menyamarkan bahwa ini tenaga kerja lokal, para pekerja ini diajari bahasa Indonesia,” paparnya. (pjs,em)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry