PENYELUNDUP SABU: Penangkapan awak Kapal Pesiar Wendurlust dari Taiwan beberapa hari lalu. (ist)

JAKARTA | duta.co – Perangkat Global Positioning System (GPS) Kapal Pesiar Wanderlust yang dipakai untuk menyelundupkan satu ton sabu dari Myanmar ke Dermaga Hotel Mandalika Anyer, Banten, dimatikan oleh lima anak buah kapal asal Taiwan itu.

Hal itu dilakukan agar kapal tidak terlacak selama berada di lautan. “Dia kan transporter. Jadi dia matikan (GPS) supaya tak bisa dilacak,” ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Nico Afinta, di Markas Polda Metro Jaya, Kamis  (20/7/2017).

Nico menjelaskan, pelacakan kapal itu berawal dari informasi yang diberikan aparat kepolisian dan departemen kehakiman Taiwan. Kemudian, pihaknya langsung melakukan pengecekan di lapangan.

“Ada informasi kapal tersebut hingga kami teruskan ke Bakamla, Ditpolair dan Bea Cukai. Jadi pihak kepolisian menyebar (informasi) ke setiap instansi agar kapal itu tak lolos,” ujarnya.

Dia menambahkan, “akhirnya atas analisa teman di Bea Cukai ada informasi kapal itu merapat dan dibawa ke pelabuhan di Batam. Ini berkat kerja sama semua pihak.”

Pihaknya menilai penyelundupan barang haram ke kawasan Anyer, Serang, Banten, itu telah direncanakan secara matang. “Bisa dibayangkan berangkat dari Taiwan, lintas negara membutuhkan waktu lama dan uang yang besar membeli bensin, menyewa kapal ini tentu jaringan internasional,” ujarnya. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry