Perajin tenun ikat binaan UMKM Pemkot Kediri banjir pesanan jelang Ramadhan. Duta/Hendra Hasyim

 KEDIRI | duta.co – Menjelang Bulan Ramadan 1438H, keberadaan sentra pengrajin tenun ikat berada di Kelurahan Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto dibanjiri pesanan. Usaha kecil binaan Dinas UMKM Pemerintah Kota Kediri ini, salah satunya milik pasangan suami istri, Munawar dan Siti Ruqoyah, pemilik kerajinan tenun ikat bermerek Medali Mas, kini mulai diminati produknya di sejumlah daerah di wilayah Jawa Timur.

“Kami mendatangkan 5 mesin baru serta menambah 5 karyawan untuk mengurusi pesanan,” jelasnya saat ditemui di tempat usaha, Senin (8/5/2017).

Usaha dirintis sejak Tahun 1989 ini, membuktikan mampu eksis meski sempat jatuh bangun karena sepinya order dan kini dengan didukung 60 karyawan telah direkrut, seiring makin banyaknya orderan khususnya warga di sekitar Kediri.

Tanpa terasa sejumlah prestasi telah diraih, diantaranya Upakarti kategori Kepeloporan 2010, UKM Award Parasanya Kerta Nugraha 2008, nominasi terbaik kategori perorangan Lomba Karya Penanggulangan Kemiskinan (Pro Poor) Award dari gubernur Jawa Timur 2012, selain sertifikasi dikeluarkan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Pemerintah Kota Kediri.

“Satuan kerja yang membidangi ketenagakerjaan ini menunjuk Medali Mas sebagai instruktur pelatihan pengembangan tenun, di sejumlah kegiatan untuk pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial,” jelas Kabag Humas dan Protokol, Apip Permana. Tak hanya prestasi, perkembangan tenun ikat, berdampak signifikan dengan penyerapan tenaga kerja baru.

Terkait bentuk promosi, Munawar mengaku jika dirinya tidak hanya menjual dalam bentuk lembaran kain, juga membuat beragam produk dengan bahan utama kain tenun. “Mulai shal, kain penutup tisu, kain penutup galon air, kain penutup gelas, sarung tenun dan tas souvenir,” jelas Munawar. Kini dirinya, menjajaki beberapa program kemitraan antar pengusaha, seperti produksi sepatu dan sandal.

Demi melayani kebutuhan pasar, Medali Mas memproduksi kain dengan harga beragam, misalnya jenis Misris antara Rp 125 ribu hingga Rp 195 ribu. Kemudian, semi sutra dan kain sutra yang bahannya diimpor dari RRC, harganya relatif lebih mahal, harga mencapai Rp 300 ribu.

“Meski harga mencapai ratusan ribu, tetapi kain ini tetap lebih murah dibanding batik tulis yang tiap lembarnya bisa mencapai jutaan rupiah,” jelas Apip Permana, berharap produk unggulan ini warga Kota Kediri ini, mampu diterima pasar luar negeri. Menjelang Bulan Ramadhan ini, pesanan yang kini sedang dikerjakan, kain untuk acara halal bi halal dan Idul Fitri nanti. nng

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry