Dian Sastrowardoyo saat kampanye Ibu Tangguh di Surabaya, Kamis (6/4). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) semakin merajalela di Indonesia. Jumlah penderita semakin bertambah bahkan sampai menelan korban. Banyak gerakan dilakukan. Yang umum dilakukan adalah gerakan 3M yakni menutup, mengubur dan menguras. Tapi kini ada kampanye lagi yang dicanangkan yakni balikkan ember.

Kampanye balikkan ember ini pun digeber Dian Sastrowardoyo atau Dian Sastro sebagai brand ambassador SC Johnson dengan produknya Baygon. Dian terpilih sebagai Ibu Tangguh yang mengkampanyekan gerakan balikkan ember ini di beberapa kota di Indonesia. Setelah Jakarta, giliran Surabaya yang mendapatkan kesempatan.

Kamis (6/4) Dian hadir untuk mengajak para ibu dan seluruh anggota keluarga untuk membalikkan ember setiap kali selesai dipakai. Sehingga tidak ada genangan air di dalamnya. Karena ketika ada genangan, akan menjadi sarang yang empuk bagi nyamuk untuk berkembang biak.

Bagi Dian, gerakan tersebut memang harus dimulai dari seorang ibu. Karena seorang ibu yang bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan keluarga, suami dan anak-anaknya. “Sehingga kebijakan di rumah itu hak seorang ibu. Dan itu harus dipatuhi semua yang ada di rumah. Termasuk membalikkan ember setiap kali selesai dipakai,” ungkapnya.

Dian mengaku tidak segan untuk turun tangan setiap kali dia melihat ada ember terbuka. Secapek apapun ketika pulang kerja, Dian selalu menyempatkan untuk melakukannya. Hal itu akan memberikan pelajaran berharga bagi semua orang yang ada di rumahnya mulai suami, anak dan asisten rumah tangga untuk menyontohnya.

“Awal-awal sih memang harus dibiasakan. Sekarang semua sudah mulai turun tangan kalau melihat ada ember terbuka langsung membaliknya. Bahkan Syailendra (anak sulungnya,red) usai menyiram tanaman langsung membalikkan embernya. Dia kadang yang menegur saya kalau kelupaan membalikkan. Eh Bunda belum dibalikin lo embernya,” jelas Dian tertawa.

Tidak salah, Baygon memilih ibu dua anak ini sebagai Ibu Tangguh yang mengkampanyekan gerakan balikkan ember. Karena Dian sendiri adalah perempuan tangguh yang lahir dari ibu tangguh bernama Dewi Parwati Setyorini yang dikenal sebagai single parent.

Sebagai seorang yang keras kepala, Dian mengaku kalau dirinya sangat konsisten menerapkan aturan di rumahnya. Dia tidak pernah mengubah aturan dengan cepat tanpa pertimbangan. Karena menurutnya, jika aturan sering diganti maka yang bingung adalah asisten rumah tangga sebagai kepanjangan tangannya untuk melaksanakan di rumah.

“Karenanya, gerakan balikkan ember itu diharapkan bisa menjadi aturan yang diterapkan para ibu di rumah. Bukan hanya itu, gerakan ini bisa dilakukan di kampung, komplek perumahan atau komunitas. Mari kita menjadi ibu tangguh untuk membangun generasi yang tangguh pula,” tukas Dian. (end)