Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, usai memberi orasi ilmiah wisuda Sarjana di Universitas Darul Ulum, Jombang. (DUTA.CO/NURUL YAQIN).

JOMBANG | duta.co –  Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, meminta orientasi pendidikan dalam dunia Perguruan Tinggi bisa mengacu pada kebutuhan pasar kerja.  Hal itu menyusul tingginya angka pengangguran berpendidikan sarjana yang paling mendominasi angka pengangguran di Indonesia.

Menurutnya, Keberadaan Perguruan Tinggi sangat penting dan harus menjadi instrumen untuk membekali calon tenaga kerja dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan. Hal itu diungkapkan Menteri Hanif, saat memberi orasi ilmiah Wisuda Sarjana dan Pasca Sarjana Universitas Darul Ulum (Undar) di Jombang, Jawa Timur, Selasa (28/03/2017) siang.

Dijelaskan, saat ini profil angkatan kerja di Indonesia mencapai 125 juta. Dari jumlah itu, 60 persen di antaranya didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan angka pengangguran saat ini tercatat 5,61 persen atau sekitar 7 juta jiwa. Dari jumlah itu, tercatat paling banyak merupakan lulusan sarjana disusul lulusan setara Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sebab, kata Hanif, lulusan sarjana lebih cenderung memilih-milih jenis pekerjaan jika dibandingkan dengan lulusan SD maupun SMP yang lebih gampang terserap tenaga kerjanya.

Hanif menyontohkan, dibandingkan dengan antara suplay tenaga kerja dengan pasar kerjanya, lulusan jurusan PAI Perguruan Tinggi Agama Islam seluruh Indonesia itu kebutuhan pasarnya 3500 orang per tahun.

“Mau tahu berapa banyak yang kita produksi melalui Perguruan Tinggi Agama Islam seluruh Indonesia? Pertahun 35 ribu. Jadi sangat tidak sebanding, nah ini tentu menjadi PR bagi pemerintah dan juga bagi dunia perguruan tinggi,” kata Hanif Dhakiri.

Sehingga, lanjut Hanif,  dirinya meminta seluruh Perguruan Tinggi untuk menyinkronkan antara input Sumber Daya Manusia (SDM) dan kebutuhan pasar kerja, jika tidak ingin menghadapi problem serius berupa membludaknya jumlah pengangguran muda di tengah sempitnya lapangan kerja.

Kendati demikian, Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, mengkalim bahwa angka pengangguran di Indonesia tahun ini turun hampir 1 persen jika dibandingkan dengan tahun 2016 lalu. Berdasarkan data di Kementerian Ketenagakerjaan , sebelumnya angka pengangguran tercatat 6,18 persen, kini menjadi 5,61 persen. (rul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry