SIAP PANEN: Cabai siap panen di area lahan pertanian di Kabupaten Jember. (duta.co/dok)
SIAP PANEN: Cabai siap panen di area lahan pertanian di Kabupaten Jember. (duta.co/dok)

JEMBER|duta.co– Tinggingya harga cabai di pasar ternyata tidak sepenuhnya dimikmati petani. Sebagian besar petani cabai di Kabupaten Jember, Jawa Timur mengaku tidak menikmati tingginya harga cabai rawit di pasaran yang menembus kisaran Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram. Kabupaten Jember menjadi salah satu penghasil cabai meski tidak terlalu besar dibanding daerah lain di Jatim seperti Kediri, Blitar dan kabupaten lain.

“Petani cabai tetap tidak diuntungkan, meskipun harga cabai melambung tinggi di pasaran. Justru tengkulak yang diuntungkan meroketnya harga cabai di pasar,” kata Imam Suyuti, salah seorang petani cabai asal Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Menurutnya harga cabai rawit di pasaran tidak sepenuhnya dirasakan para petani karena harga cabai di tingkat petani berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram, sedangkan harga di sejumlah pasar tradisional di Jember sempat menembus Rp100.000 per kilogram.

“Sebenarnya dengan harga cabai sebesar Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram, petani sudah mendapatkan untung yang cukup banyak, namun hasil panen cabai tahun ini merosot tajam, sehingga kami justru merugi,” tuturnya.

Ia mengatakan hasil panen petani menurun tajam hingga 10 kali lipat dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya karena biasanya dengan lahan 1/4 hektare miliknya bisa mendapatkan cabai rawit hingga 2-3 kuintal.

“Untuk musim panen tahun ini produksi cabai di lahan 1/4 hektare tersebut hanya bisa memanen sekitar 20 kilogram hingga 60 kilogram saja akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan penyakit pada tanaman cabai,” ucap petani yang kini jadi legislator di DPRD Jember itu.

Imam menjelaskan penurunan panen cabai tersebut karena cuaca yang tidak membaik sepanjang tahun 2016, sehingga banyak tanaman cabai yang terkena penyakit dan mati hingga menyebabkan gagal panen.

“Seandainya tanaman itu tetap bertahan hidup, maka tidak bisa berbuah dengan baik dan normal karena banyak cabai yang buahnya rusak akibat hujan yang ekstrem,” katanya. (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry