Oleh Ahmad Ubaidillah

 

Nusantara ini terdiri dari ribuan pulau tidak perlu diperdebatkan lagi. Bahwa Pertiwi ini penuh dengan berbagai macam bahasa, kepercayaan, adat, suku dan agama tidak perlu diragukan lagi. Indonesia adalah negara besar tidak perlu dipertanyakan lagi. Pertanyaannya sekarang adalah: apakah kebesaran Indonesia sekarang ini juga diikuti dengan kepemilikan manusia-manusia besar? Pertanyaan inilah yang harus kita jawab bersama sebagai penghuni bangsa dan negara Indonesia?

Thomas Charley dalam bukunya Heroes and Hero Worshipers, mengatakan bahwa sejarah adalah biografi manusia besar, “history of the world is biography of the great man”, katanya. Manusia besar seperti percikapan api yang membakar kayu bakar kemudian meledak dan mengubah sejarah dalam waktu yang singkat. Manuisa besar adalah kobaran semangat yang mampu membangkitkan kekuatan manusia-manusia lainnya.

Thomas Charley memandang sejarah sebagai biografi manusia-manusia besar. Dia mengatakan, “sejarah universal merupakan sejarah apa yang telah dicapai oleh umat manusia di dunia dan pada dasarnya adalah sejarah manusia besar yang sudah bekerja di dunia. Manusia besar adalah jiwa dari seluruh sejarah umat manusia. Manusia besar adalah ruh yang membangkitkan kehidupan manusia.

Secara umum, ada tiga tipe individu di tengah-tengah masyarakat kita. Pertama, ada ordinary people (manusia-manusia biasa), seperti kita yang membentuk jaringan-jaringan soaial. Masyarakat sebenarnya terdiri dari sekian banyak ordinary people. Kita tidak bisa memasukkan mereka sebagai individu besar untuk mengubah sejarah.

Kedua, exceptional actors, yaitu tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka bisa berbuat apa saja dan mempunyai kearifan yang dalam. Mereka bisa memahami apa yang dibutuhkan masyarakat di sekitarnya. Exceptional actors ini termasuk para nabi, pembaharu, tokoh sejarah besar. Mereka mempunyai sesuatu yang istimewa yang membedakan manusia yang lain.

Ketiga, adalah orang-orang yang berada di antara kedua tipe yang disebutkan di atas. Orang seperti ini tidak mempunyai kebijakan dan pngetahuan seperti yang dimiliki oleh exceptional actors, tetapi mereka menduduki posisi penting  di masyarakat. Karena itu mereka biasanya disebut holders of exceptional positions.

Masih menurut Thomas Charley, ada dua hal yang menyebabkan seseorang menjadi manusia besar: kekuatan intelektual untuk memahami realitas dan kemampuan bertindak yang tepat. Seorang manusia besar yang mengubah sejarah memang bukan hanya filosof, yang bergulat dalam konsep dan gagasan-gagasan besar. Ia harus dapat menangkap dan memahami realitas. Ia harus mengerti apa yang terjadi pada zamannya.

Manusia besar adalah manusia yang dilemparkan dalam gelombang sejarah. Ia menjadi perwujudan, keniscayaan, dan tujuan sejarah. Paling banter, ia hanyalah pengemban proses sejarah. Ia menjadi manusia besar kerana mampu membaca dan mengenal keniscayaan sejarah. Sebagai pengganti individulisme dan voluntarisme, teori ini menegaskan historisisme.

Ada dua macam teori historisisme. Pertama, idealisme historis. “Sejarah dunia tidak hanya perkembangan ide kebebasan” kata Friedrich Hegel. Setiap zaman ada jiwa zamannya, Zeitgeist. Manusia besar adalah manusia yang menagkap Zeitgeist dan berjalan sesuai dengan jiwa zamannya. Kedua, materialmse historis. Sebagimana kita pahami, teori ini pertama kali digagas oleh Karl Marx dan dikembangkan oleh Marxis Ortodoxs, seperti Kautsky, Plekhanov, dan Stalin. Marx sebenarnya menerima tesis Hegel, tetapi ia menjungkirbalikkan. Ia menerima ide dialektis, tetapi menolak kandungan idealistiknya. Marx menganggap sejarah dikendalikan dan dibentuk oleh kekuataan material, kekuatan ekonomi. Gabungan antara idealisme dan materialisme inilah yang melahirkan Marxisme.

Dalam teori Charley, manusia besar adalah intelektual universal. Ia berpijak pada nilai-nilai universal dan mengubah manusia sejagat. Perubahan yang terjadi juga bukan semata-mata karena kemampuan intelektualnya, melainkan lebih banyak karena kemampuan bertindaknya. Ketika manusia besar bertindak, ia ditanggapi, dibalas, disambut oleh masyarakat luas atau massa yang besar dan setia. Kita semua mencintai manusia besar:  mencintai, menghormati dan merunduk pasrah di hadapan manusia besar. Apakah Indonesia di abad ke-21 ini memiliki manusia besar?

Setidaknya ada beberapa syarat yang perlu dimiliki untuk menjadi manusia besar, yang mengubah sejarah. Pertama, kita memerlukan situasi ekonomis, sosial, dan politik yang menyebabkan kita mengambil keputusan heroik. Kita mengambil alternatif yang tepat untuk masa depan. Ini biasanya terjadi pada waktu masyarakat mengalami destabilisasi, disorganisasi, dan pra-revolusi. Kedua, kita harus berada dalam posisi untuk mengambil keputusan penting secara otoritatif. Keputusan kita berpengaruh dan diikuti orang banyak. Ketiga, perubahan sejarah yang sebenarnya hanya terjadi bila sejumlah besar orang terlibat di dalamnya. Untuk Indonesia, kita hanya akan menjadi manusia besar bila sekurang-kurangya ada lima puluh juta orang mengikuti gagasan dan tindakan kita.

Di tengah-tengah masyarakat kita yang pemudanya lebih asyik bermain-main dengan gadget ketimbang membaca buku secara serius, masihkah kita berharap suata saat nanti kita mempunyai manusia besar? Di tengah anak-anak muda sebagai penerus generasi bangsa yang hanyut dengan kesenangannya sendiri, masihkah kita menaruh harapan untuk negeri ini bahwa kelak kita mempunyai manusia-manusia besar yang akan mengubah Indonesia menjadi lebih baik? Pertanyaan-pertanyaan bernada pesimistis tidak untuk mematahkan harapan kita akan terwujudnya manusia besar, melainkan untuk menguji apakah harapan kita akan hadirnya manusia besar tersebut berlebihan atau bahkan tidak realistis.

Saya yakin Indonesia kini sedang hamil tua untuk melahirkan manusia besar, yang mengubah sejarah peradaban bangsa Indonesia pada khususnya dan peradaban dunia pada umunya. Harapan besar saya, manusia besar yang akan lahir itu Anda, pembaca tulisan ini.

 

Penulis adalah Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Lamongan (UNISLA), Jawa Timur.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry