IBU Shinta memberikan pesan kebangsaan sebelum berbuka di Pasar Semampir. (duta.co: faisol)

PROBOLINGGO | duta.co – Istri almarhum Presiden Gus Dur, Ibu Shinta Nuriyah Wahid, buka bersama pedagang di Pasar Semampir, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (17/6) malam.

Ibu Shinta berbuka dengan warga Kraksaan yang makan nasi kotak dan teh botol. Tapi sebelum berbuka, Ibu Shinta menyampaikan pesan kebangsaan kepada penghuni pasar.

Kehadiran Ibu Shinta didampingi Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan Mustasyar NU Hasan Amunuddin. Halaman parkir dan jalan sekitar Pasar Semampir dipadati masyarakat Kota Kraksaan dari berbagai kalangan.

Ibi Shinta mengajak untuk meningkatkan dan membangkitkan jiwa kebangsaan dan kebhinekaan di tengah cobaan dan rongrongan yang sedang dialami negara Indonesia dewasa ini. “Pancasila adalah dasar negara yang merupakan falsafah bangsa dan pegangan hidup masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Ibu Shinta menghimbau agar setiap warga negara Indonesia harus mampu merawat, menjaga dan membela Pancasila sampai kapanpun.

Di tengah sambutannya Ibu Shinta mengabsen masyarakat yang hadir dengan menanyakan suku, ras, dan agama masyarakat yang hadir. Dari situ diketahui bahwa masyarakat yang hadir berasal dari berbagai suku dan ras antara lain suku Jawa, Madura, Sunda, Padang, Arab dan Cina. Selain tokoh agama islam ada juga tokoh Kristen, Khatolik, Hindu dan Budha yang hadir.

“Inilah miniatur Indonesia, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dengan segala kebhinekaannya,” ungkapnya.

Dari dialog itu warga Kraksaan berikrar adalah masyarakat Indonesia dan sama-sama tinggal di Indonesia dan semua yang tinggal di indonesia adalah saudara.

“Kalau semua ini adalah saudara apa masih pantas kita saling memfitnah dan menghujat, saling berebut dan bertengkar? Marilah kita semua hidup saling menghargai dan berdamai, saling menolong.” pungkasnya.

Secara terpisah Tantri sangat mendukung apa yang disampaikan Ibu Shinta Nuriyah. Menurutnya, menjaga keutuhan kesatuan bangsa adalah tanggung jawab bersama.

“Apa yang disampaikan oleh ibu Nyai tadi harus diperhatikan dan dipraktekkan, Indonesia ini berbeda beda namun tetap satu. Janganlah memandang kebhinekaan sebagai suatu masalah, namun pandanglah kebhinekaan ini sebagai suatu berkah yang indah,” katanya. (afa)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry