POLITISI GAEK: SBY, Prabowo, dan Megawati. (IST)
POLITISI GAEK: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto, dan Megawati. (IST)

JAKARTA | Duta.co – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 PDI Perjuangan di Gedung Jakarta Convention Center Jakarta, Selasa (10/1/2017), dihadiri ribuan peserta termasuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Acara itu juga ‘bertabur’ ketua umum partai politik. Namun Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak hadir. Mengapa?

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menjawab soal ketidakhadiran Prabowo. “Flu berat,” katanya singkat ketika ditemui di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta.

Sementara sudah jadi rahasia umum bahwa hubungan Megawati dengan SBY tidak begitu harmonis sejak 2004, meski keduanya sempat beberapa kali bertemu. Namun, politikus Partai Demokrat Roy Suryo punya jawaban ata ketidakhadiran SBY pada hajatan besar PDIP tersebut.

“Saya semalam masih rapat rutin di kediaman Beliau, Mega Kuningan, sampai pukul 22.00 WIB, dan sesuai yang tampak semalam di ruang tengah kediamannya tersebut ada persiapan acara untuk esok paginya (10 Januari 2017),” kata Roy.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menganggap wajar apabila SBY memilih tidak berada di tengah-tengah kemeriahan HUT PDIP di JCC. “Karena di kediaman sudah ada acara yang ter-schedule,” jelas Roy.

 

Intruksi Megawati

Pada kesempatan itu,  Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menginstruksikan seluruh kader PDIP terutama yang berada di legislatif untuk tetap menjaga pemerintahan Jokowi-JK, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya tegaskan kembali, sebagai Ketua Umum Partai, instruksi saya kepada kalian adalah mensejahterakan rakyat, bukan sebaliknya. Kebhinekaan harus disertai dengan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat,” kata Mega.

Mega juga mengingatkan kepada kader partai bahwa untuk merealisasikan hal itu bukan pekerjaan yang mudah terutama dalam menentukan kebijakan tersebut, karena sebagai manusia tak lepas dari kekurangan.

Untuk itu, Mega meminta kadernya yang duduk di legislatif maupun eksekutif untuk meluangkan waktu, untuk merenung. Sudah tepatkah langkah-langkah yang diambil atas jabatan yang telah diberikan oleh rakyat, ataukah justru sebaliknya.

“Jangan Kalian justru menjadi bagian dari orang-orang yang menindas dan menyengsarakan rakyat dengan kekuasaan yang sebenarnya justru merupakan amanah dari rakyat,” katanya. ful, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry