Caption: DUTA/DOK PANEN CABAI: Petani sedang memanen cabai rawit yang kini harganya masih selangit. Minimnya pasokan membuat harga masih tinggi
PANEN CABAI: Petani sedang memanen cabai rawit yang kini harganya masih selangit. Minimnya pasokan membuat harga masih tinggi. (duta.co/dok)

JEMBER|duta.co– Tingginya harga cabai di pasaran ternyata tidak bisa dinikmati semua petani. Pasalnya tanaman cabai yang diharapkan puncak panen nya pada Januari dan Februari 2017 ini, justru sirna karena layu dan mati akibat hujan deras seminggu sebelum pergantian akhir tahun 2016 lalu.

Sri Mulyono, petani cabai di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember mengaku harapan meraih untung besar tinggal kenangan. Tanaman cabai yang digadang menuai untung besar tidak bisa diharapkan lagi karena mati.

“Untungnya sudah panen, dapat 40 kg pas harga cabai Rp 45 ribu. Lumayan lah, untuk mengembalikan ongkos tanam dan keuntungan walau tidak terlalu besar,” katanya.

Saat ini, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember, masih tergolong tiinggi kendati sudah turun dari level tertingginya Rp90.000 per kilogram.

“Pada awal tahun 2017 harga cabai rawit menembus Rp90.000 per kilogram, namun hari ini mulai turun berkisar Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram,” kata Munir, pedagang cabai di Pasar Tanjung Jember, Kamis.

Menurut dia, tingginya harga cabai rawit terjadi karena banyak pemasok cabai libur merayakan momen pergantian tahun, sehinga stok cabai di pasaran sangat berkurang.

“Hal itu berdampak pada kenaikan harga cabai rawit yang sudah melambung tinggi di pasaran, sehingga banyak pedagang juga mengurangi pembelian cabai akibat semakin mahalnya harga cabai,” kata dia.

Untuk harga cabai rawit hijau mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram, kini harganya melompat ke kisaran Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

“Biasanya harga cabai rawit hijau cenderung murah yakni di kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram, namun kini kenaikannya hampir 100 persen, lebih karena pasokan cabai di pasar tradisional berkurang,” kata Munir.

Penjual makanan Nurul mengeluhkan tingginya harga cabai yang terus meroket hampir tiga bulan terakhir ini.

“Kami tidak bisa mengurangi takaran bumbu dan cabai di setiap masakan karena akan berpengaruh pada rasa dan untuk menaikkan harga setiap porsi makanan juga khawatir diprotes pembeli,” keluh Nurul. (imm)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry