SURABAYA | duta.co – Hingga H-1 penutupan pendaftaran Bacagub/Bacawagub DPD PDIP Jatim, ternyata baru lima orang yang mendaftar dan mengambil formulir pendaftaran. Kelima orang tersebut adalah Saifullah Yusuf (Wagub Jatim), Kusnadi (Ketua DPD PDIP Jatim), Suhandoyo (anggota FPDIP DPRD Jatim), Budi Sulistyo (Bupati Ngawi), dan Said Abdullah (anggota FPDIP DPR RI).

Berdasarkan informasi di lingkungan DPD PDIP Jatim, pada Selasa (13/6) kemarin ada dua orang yang mengambil formulir pendaftaran Bacagub/Bacawagub yaitu Budi Sulistyo (Kanang) dan Said Abdullah. Kedua kader partai berlambang kepala Banteng dengan moncong putih itu mendaftar sebagai Bacawagub.

“Saya mengambil formulir mewakili Mas Kanang (sapaan akrab Budi Sulistyono) sebagai salah satu tahapan Pilgub Jatim 2018 melalui PDIP,” ujar Dwi Rianto saat dikonfirmasi Selasa (13/6) kemarin.

Ditegaskan Anto sapaan akrab Dwi Rianto, Pak Kanang mendaftar sebagai calon wagub Jatim setelah memperhatikan aspirasi yang berkembang dan hasil mengukur kemampuan diri. “Beliau asli kader PDIP yang sudah 10 tahun sebagai wakil bupati, dan sekarang masih menjabat Bupati Ngawi periode kedua,” jelas politisi yang juga Ketua DPRD Kab. Ngawi ini.

Sementara untuk pendaftaran Said Abdullah hanya diwakili pengurus sekretariat DPD PDIP Jatim. Menurut Jordan Bataragoa selaku wakil sekrearis DPD PDIP Jatim, mantan Cawagub PDIP pada Pilgub Jatim 2013 lalu itu mengambil formulir pendaftaran untuk Bacawagub.
“Pak Said mengambil formulir bakal cawagub,” jelas Yordan Bataragoa.

Ditambahkan Jordan, kedua pendaftar itu masing-masing juga menyerahkan uang sebesar Ro.100 juta sebagai persyaratan pengambilan formulir pendaftaran yang nantinya digunakan untuk biaya survei menentukan kandidat yang layak diusung PDIP Jatim di Pilgub Jatim mendatang.

Yang menarik, nama Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) ternyata tak kunjung mengambil formulir pendaftaran Bacagub/Bacawagub PDIP Jatim. Padahal walikota perempuan pertama di Surabaya itu sudah disurati DPD PDIP Jatim untuk ikut mendaftar karena namanya ikut terjaring atau banyak diusulkan oleh DPC-DPC PDIP Kabupaten/Kota di Jatim untuk maju di Pilgub Jatim.

Menanggapi hal tersebut, mantan wakil ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Didik Prasetiyo mengatakan bahwa Tri Rismaharini menolak ikut mendaftar karena masih mengemban amanat warga Kota Surabaya menjadi Wali Kota. “Bu Risma menolak untuk mendaftarkan diri karena masih mengemban amanat memimpin warga Kota Surabaya,” ujar Didik.

Sebelumnya, lanjut Didik, Tri Rismaharini juga sudah bertemu dengan Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk minta arahan sekaligus mengutarakan keberatannya untuk dicalonkan maju di Pilgub Jatim 2018.

“Bu Risma juga sudah ketemu dengan Bu Mega, saya yakin tidak majunya Bu Risma itu juga sudah mendapat persetujuan ketua umum,” dalih mantan Komisioner KPU Jatim ini.

Selain Tri Rismaharini, nama lain yang sangat dinanti publik untuk ikut mendaftarkan diri sebagai Bacagub/Bacawagub PDIP Jatim adalah Khofifah Indar Parawangsa (Mensos RI) dan Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi). Namun hingga H-1 penutupan pendaftaran tak kunjung ada tanda-tanda ikut mendaftar.

Menurut pengamat politik dari Unijoyo Madura, Moechtar W. Utomo, Khofifah diyakini tidak akan ikut mendaftar melalui PDIP. Namun perempuan yang menjabat Ketum PP Muslimat NU itu akan mengambil jalur (partai) lain.

“Saya rasa ada poros penanding yang tengah dibangun untuk menandingi poros PKB, PDIP dan Demokrat. Menurut saya Khofifah masih ada dalam upaya itu, berhasil atau tidak itu saya rasa masih sangat cair dan dinamis,,” ungkapnya.

Sedangkan untuk Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kata Moechtar, masih menunggu perkembangan karena politisi yang cerdas dan potensial menjadi kuda hitam di Pilgub Jatim mendatang itu langkahnya penuh dengan perhitungan. “Saya yakin kalau perhitungannya baik, Anas akan ikut mendaftar tapi kalau hasilnya sebaliknya dia tidak akan ikut mendaftar ke PDIP,” pungkas Moechtar. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry