Sholihul Huda MFilI, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) FT/PWMU.CO

SURABAYA | duta.co —  Sholihul Huda MFilI, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) mengaku prihatin menyaksikan fenomena pro-kontra pengajian Ustadz Abdul Shomad dan Felix Siauw dengan beragam responnya di masyarakat.

“Satu sisi bagus, di alam kebebasan pemikiran keagamaan dan dalam tradisi Islam, perbedaan pandangan keagamaan adalah hal lumrah, yang terpenting adalah saling menghargai dan menghormati,” jelas penulis paper bertajuk ‘Konversi Ideologi Muhammadiyah ke Front Pembela Islam (FPI)’, yang masuk di antara 800 paper dalam AICIS ke-17 di Jakarta, kepada duta.co Jumat (29/12/2017).

Namun, tambahnya, belakangan ini sungguh mengkhawatirkan. Di mana fenomena yang muncul, perbedaan pandangan keagamaan di kalangan masyarakat sudah ditunggangi kepentingan politik merebut kekuasaan, terutama menjelang musim politik, Pilkada dan Pemilu.

“Saya membaca dan merasakan ada upaya pembenturan antarkelompok masyarakat untuk mendapatkan simpati yang ujungnya dukungan politik. Dan upaya pembenturan ini semakin masif dengan menggunakan medsos sebagai alat propaganda, bahkan tak peduli apakah itu benar atau hoax,” jelasnya.

Masih menurut Sholihul Huda, saat ini perlu mengajak kepada para pemimpin politik, Agama, Sosial untuk kembali kepada nilai-nilai luhur dalam membangun masyarakat. Berpolitiklah yang santun dan berkeadaban, berorientasi kemaslahatan dan kesejahteraan.

“Sebagaimana kaidah tasharruful imamala al raiyyah manutun bi al maslahah. Artinya keabsahan seorang pemimpin itu diukur dari kemampuan dia menyejahterakan rakyatnya,” jelas Ketua Pusat Studi KH Mas Mansur ini. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry