Suasana ziarah santri Al-Hidayat di makam Bergota, Semarang, Selasa (14/2/2017). (FT/Zulfa)
Suasana ziarah santri Al-Hidayat di makam Bergota, Semarang, Selasa (14/2/2017). (FT/Zulfa)

SEMARANG | duta.co – Selama enam tahun, akhirnya santri dan warga sekitar Pondok Pesantren Al-Hidayat Semarang mengkhatamankan tiga kitab KH Sholeh Darat. Pengajian yang dimulai sejak Oktober 2011 ini, mengkaji kitab Majmū‘at al-sharī‘ah al-kāfiyah li al-‘awām, Matn al-Ḥikam, dan Munjiyāt Meṭik saking Ihyā’ ‘ulūm al-dīn dan telah selesai pada minggu kemarin.

Segenap santri dan beberapa warga sekitar pesantren berziarah ke makam Mbah Sholeh Darat di Bergota, Selasa (14/2/2017). “Kita berziarah kesini untuk meneladani karya-karya beliau,” tutur KH Dr In’amuzzahidin Masyhudi MAg, pengasuh pesantren.

Dalam ziarah kali ini, jamaah membaca surah Yasin, surah Tabarak (al-Mulk) dan surah al-Ikhlash 11 kali. Hal ini merupakan tuntunan yang diajarkan Mbah Sholeh Darat dalam Kitab Munjiyāt dalam tata cara berziarah ke maqbarah.

Kiai In’am Ketua Komunitas Pecinta Mbah Sholeh Darat (KOPISODA) menjelaskan bahwa banyak teladan yang dapat dipetik dari Mbah Sholeh Darat. Mbah Sholat menurutnya sangat tawadhu’ dalam keilmuan.

“Karya beliau semua berbahasa Jawa Arab Pegon. Namun, beliau berdalih tak bisa berbahasa Arab. Hal ini tentu tidak mungkin seorang alim dalam agama tak bisa berbahasa Arab bahkan, beliau mampu menerjemahkan dalam bahasa Jawa,” ujarnya.

Alasan lain, Kiai In’am mengaji dan mengkaji karya Mbah Sholeh karena kecintaan dengan ulama Semarang. “Siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan hasil pemikiran ulama terdahulu kalau tidak kita uri-uri,” imbuhnya Syuriyah Nahdlatul Ulama Kota Semarang ini.

Pengajian Selasa Sore selanjutnya, kata kiai, akan membahas kitab Faṣalatān dan Laṭā’if al-ṭahārah wa Asrār al-ṣalāh. (zul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry