SEMARANG | duta.co – Nusantara ini tak hanya kaya akan khazanah budaya dan ragam sukunya. Namun juga kaya akan Ulama yang mensyiarkan agama tanpa perlu melakukan konfrontasi politik. Lakpesdam NU Kota Semarang membuktikannya dalam acara bedah buku “Obor Ulama Yogyakarta, Kontribusi Ulama Yogyakarta untuk NKRI” karya Dr. H. Samidi Khalim, M.Si dan Amirul Ulum.

Bertempat di Ponpes Durrotu Aswaja Sekaran Gunungpati Rabu (5/4/17) buku karya Samidi Khalim Ketua LTN NU Kota Semarang dibedah oleh Dr Tsabit Azinar Ahmad, Dosen Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang dan Agus Romadhon, S.PdI.

Buku tersebut lebih banyak membedah dari sisi nasab atau keturunan sebagaimana dinyatakan Agus Romadhon, bahwa kesultanan Yogyakarta pada saat itu dipimpin pangeran Hamengkubuwono II mengawinkan putrinya dengan Habib Hasan Jomblang.

Dari perkawinan tersebut lahirlah Pangeran Diponegoro yang berguru kepada Habib Toha. Meski sejarah tersebut bersifat sejarah tutur yang tidak terdokumentasikan secara tertulis. Sejarah ini merupakan bagian dari kearifan lokal dengan mengandalkan sanad.

Sebagai pembedah kedua, Tsabit Azinar Ahmad. Ia menjelaskan tentang metode dakwah ulama dahulu hingga menjadikan Indonesia saat ini sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama islam melalui pendidikan yang berbasis keteladanan dan kontribusi real bagi masyarakat secara luas.

“Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh ulama dalam menjaga dan mengayomi umat secara luas ini dapat kita perhatikan, di mana pada zaman kolonial para ulama dan kaum santri yang giat melakukan perlawanan,” ungkap Dr Tsabit.

Di lain itu ia mengkritik persoalan mendasar tentang ketidakjelasan atau hilangnya fakta sejarah karena tidak adanya dokumentasi yang tertulis. Sehingga validitasnya menjadi berkurang secara akademik. (rif)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry