Tampak SBY dan Prabowo bertemu dalam jamuan khusus Kamis (27/7/2017) malam di Cikeas, Jawa Barat. FT/ANTARA)

JAKARTA | duta.co – Daya cium ‘intel politik’ Presiden Jokowi begitu tajam. Sama tajamnya dengan ‘intel politik’ Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagaimana diakui Ketua Umun Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sebelum SBY dan Prabowo bertemu dalam jamuan khusus Kamis (27/7/2017) malam di Cikeas, Jawa Barat, Presiden Jokowi sudah mendahuluinya. Jokowi juga mengadakan pertemuan dengan partai pendukung di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/7/2017).

“Pertemuan antarpartai, pertemuan antartokoh, itu baik asalkan untuk kepentingan bangsa,” begitu komentar Jokowi usai Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2017).

Terjadilah otak-atik politik. Apalagi dalam pertemuan khusus itu, SBY menyertakan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Agus adalah calon gubernur DKI Jakarta yang diusung Demokrat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Meski gagal, Agus dianggap masih moncer karir politiknya. Kemenangan Anies-Sandi (jago Prabowo) di putaran kedua Pilgub DKI, sedikit banyak ada jerih payah AHY.

Formasi itulah yang diantisipasi kekuatan pengausa. Apalagi semangat SBY mengerek AHY sebagai ‘jagoan’ politik, tidak setengah-setengah. AHY diprediksi bakal menjadi calon presiden atau calon wakil presiden atau Cagub/Cawagub yang diusung Demokrat pada Pilpres 2019 atau Pilgub 2018. Pertanyaannya: Apa yang dilakukan Agus dalam pertemuan tersebut Kamis (27/7/2017) malam itu?

Sekretaris Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, Agus tidak berbicara pada pertemuan tersebut. Sebab, hanya SBY dan Prabowo saja yang berbicara. “Biasa kalau pertemuan dua partai politik itu domain pimpinan, meskipun kelompoknya banyak yang mendampingi, maka yang bicara adalah pimpinan partai,” begitu Hinca, usai pertemuan, Kamis malam.

Masih menurut Hinca, SBY dan Prabowo duduk bersebelahan, dengan jarak duduk hanya sekitar 1,5 meter. Setelah kedua ketua umum partai tersebut, duduk sekretaris jenderal kedua partai. Agus duduk persis di belakang Hinca. Posisi tempat duduk juga diatur sesuai dengan hierarki jabatan di partai.

“Ya kita susun aja tempatnya. Sesuai dengan di partai. Jadi misalnya sekjen, wakil ketua umum, dan seterusnya. Nah, Mas AHY persis di belakang saya,” ujar Hinca.

Meski ada Agus yang namanya digadang-gadang ikut meramaikan Pilpres 2019, namun pertemuan SBY-Prabowo tidak membahas nama-nama calon untuk Pemilu 2019. Nama Agus juga tidak disindir di situ. Mengapa? Karena pertemuan yang berlangsung tertutup itu hanya membahas Pemilu 2019 secara umum. SBY juga tidak mau memaksa Prabowo untuk berbicara tentang anaknya. Justeru dari Prabowo-lah, nantinya, diharapkan nama AHY disebut.

“Tidak menyebut nama orang, tapi kami bicara sampai 2019. Karena itu di-follow up nanti, setelah itu pertemuannya makin kecil, makin kecil, dan makin intens,” ujar Hinca.

Sumber duta.co meyakini, bahwa, Prabowo masih menampatkan SBY sebagai orang penting dalam politik. Sampai-sampai Prabowo taks egan-segan mengatakan bahwa intel SBY masih kuat. Dengan begitu SBY tahu betul apa kelemahan Prabowo. “Ini Pak Prabowo sendiri yang bicara,” tegas sumber itu.

Prabowo juga menujukkan kesan damai jangka panjang. Ia tak segan-segan mengomentari  santapan yang disediakan SBY, saat mereka bertemu di kediaman Cikeas. “Saya harus akui, nasi goreng ini menyaingi nasi goreng Hambalang (kediaman Prabowo red.),” ujar Prabowo usai pertemuan.

“Intel (intelijen) Pak Sby masih kuat. Beliau tahu kelemahan Prabowo, yaitu nasi goreng, asal dikasih nasi goreng, Prabowo setuju saja,” katanya diplomatis. Jadi? Sekarang tinggal bagaimana menggoreng kebersamaan. Cuma ego yang bisa mengalahkan mereka. (hud)