TIDAK TERIMA: Siti Zubaedah (25), istri Muhammad Al Zahra alias Zoya (30), pria yang tewas dibakar massa karena dituding mencuri tiga unit alat pengeras suara musala di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Bekasi pada Selasa (1/8/2017) petang.

BEKASI | duta.co – Polisi mengamankan dua orang dalam kasus warga main hakim sendiri, yaitu membakar pencuri amplifier Muhammad Aljahra alias Zoya (30) beberapa hari lalu. Selain dua orang itu, pelaku lainnya juga masih dalam pengejaran.

“Ada dua orang yang diamankan. Sedang kita melakukan penyelidikan intensif, nanti kita akan mencari siapa lagi pelaku yang lain,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono ketika mengunjungi Polresta Depok bersama Kapolda Metro Jaya, Senin (7/8/2017).

Hingga kini polisi masih mendalami kasus tersebut, termasuk memeriksa sejumlah saksi secara intensif dan mengidentifikasi tersangka lain. “Memang untuk yang diduga pelaku sudah mendapatkan saksi-saksi,” tutur Argo.

Salah satu saksi mata yang juga pengurus Musala Al-Hidayah, Zainul Arifin menyebutkan bahwa amplifier hilang setelah sejumlah warga usai melaksanakan ibadah salat Ashar. Bahkan, ampli tersebut sempat dipakai untuk adzan Ashar. “Setelah salat Ashar, saya pulang mengambil mic, karena mau menggelar haul orang tua saya,” kata Zainul.

Zainul lalu kembali lagi ke musala untuk mengetes mic terbaru. Sayangnya, ketika mengetes tidak terdengar suara dari pengeras suara atau toa yang berada di atas musala. “Saya cabut yang lama dan ganti yang baru, saya tes-tes kok ini enggak hidup,” kata Zainul.

Karena itu, Zainul mengaku memeriksa ampli yang berada di dalam ruangan samping kiri imam. Zainul terkejut di dalam ruangan itu karena ampli musala sudah tidak ada di tempatnya. “Saya ngomong sendiri, nah nih ampli ke mana ini, saya kemudian masuk ke dalam rumah karena di dalam banyak orang sedang masak-masak,” katanya.

Zainul kemudian menanyakan kepada orang rumah terkait tidak adanya ampli tersebut. Namun, keponakannya menyebut kalau ampli berada di dalam kamar. “Saya bilang enggak ada, hilang. Ini ada yang ngambil,” ujarnya.

Zainul kemudian keluar dan menanyakan kepada anak-anak di luar orang yang terakhir salat Ashar. Menurut dia, orang tersebut membawa sepeda motor warna merah. “Di belakangnya ada bungkusan tas kresek warna hitam. Anggapan saya ampli sudah hilang yang mengambil pakai motor, jadi sudah ke mana tahu orang yang mengambilnya,” katanya.

Selang 20 menit kemudian atau sekitar pukul empat sore lewat, Zainul mendapatkan kabar bahwa pencuri ketahuan. Zainul kemudian diminta melihat untuk memastikan bahwa ampli tersebut benar milik musala. “Saya lihat barang buktinya. Benar di belakang terminal ada potongan kabel warna biru hitam,” katanya.

Zainul tak menyangka pelaku yang tertangkap kemudian dipukuli warga, bahkan dibakar hidup-hidup sampai tewas mengenaskan di lokasi pembakaran yang berjarak sekitar tiga kilometer dari musala atau di sekitar Pasar Muara Bakti.

“Kemudian saya pulang, mendapatkan informasi pelaku dibakar, saya menangis, aturan diamanin aja, kok gitu ya orang-orang,” katanya sambil mengusap air mata. hud, mer