SEMARANG | duta.co – Kebijakan Menpora Imam Nahrawi menahan segala bentuk bantuan finansial kepada Pramuka di bawah kepemimpinan Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault banyak mendapat dukungan masyarakat sebab kenyataannya Pramuka didominasi HTI. Ormas ini akhirnya dibubarkan karena dinilai anti-Pancasila. Salah satu dukungan itu datang dari kalangan muda NU.
Komentar Ichwan itu didukung pula oleh Cak Isa, kader NU dari Surabaya. Menurutnya, kepengurusan pramuka di tingkat Kwarnas hampir full simpatisan HTI. “Jadi posisi Adhyaksa Dault aman,” tuturnya Cak Isa.
Kader NU Irwan Winardi juga mempertanyakan apa benar mantan Menpora di era Presiden SBY itu seorang Pramuka? Dia menerangkan, Adhyaksa Dault jadi Pengurus Pramuka hanya kebetulan karena jabatannya. “Tentunya dia nggak tahu, apalagi hafal Trisatya dan Dasa Dharma,” katanya.
Janji (sumpah) Pramuka yaitu Tri Satya yang artinya adalah kata-kata janji atau sumpah yang diucapkan seorang Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa. Pramuka hafal janji ini.
Karena faktor jabatan itulah, sekarang ini banyak posisi jabatan organisasi Pramuka yang diisi oleh birokrat atau pejabat atau politisi yang sama sekali tidak punya jiwa Pramuka, tetapi dianggap Pramuka karena dia pejabat negara.
“Makanya, tak perlu heran jika ada banyak Pramuka jadi-jadian yang tak punya rasa patriotisme, malah bergabung dengan organisasi bughot bahkan teroris,” demikian timpal Heri Munajib, salah satu kader NU yang ikut prihatin atas ngenes-nya Pramuka.
“Selanjutnya, pengurus baru membuat surat pernyataan bahwa tidak menjadi anggota atau simpatisan HTI atau PKI,” tandas Najihun. Unsur bebas dari PKI juga harus dijadikan ukuran biar kebijakan itu tidak dituding gerakan PKI, sebagaimana propaganda para pendamba riwayat dan legenda HTI. (di)