JAKARTA | duta.co – Kalau mereka membunuh saudara sesama Islam, bagaimana para tukang teror itu mengharap surga? Bagaimana pula perasaan teroris itu saat tahu derita yang dialami para korban luka parah akibat diterjang ledakan bom.

Ya salah satunya derita Jihan Talib, mahasiswa Universitas Azzahra, Jakarta Timur, yang menjadi korban luka dalam tragedi di Kampung Melayu. Jihan terbaring lemah saat sejumlah kerabat, rekan, dan wartawan mengunjunginya di ruang rawat inap Rumah Sakit Premiere Jatinegara lantai 7 kamar 706, Kamis, 25 Mei 2017.

Tampak jarum infus terpasang di tangan kanannya. Di lengan kanan dan kirinya terdapat beberapa perban yang diterkena noda darah. Bercak darah menempel di kasur yang dia tempati. Di bagian bokongnya, ada alas kain putih yang sengaja ditaruh, supaya darah yang mengalir tidak langsung mengenai sprei.

“Panas, perih,” ujar Jihan Kamis, 25 Mei 2017. Jihan mengatakan dirinya mengalami luka di bagian bokong dan paha. Di bokongnya terdapat beberapa jahitan karena sempat terkena serpihan bom dan terpental ke aspal. Tangan kirinya juga melepuh akibat terkena serpihan bom.

Jihan mengisahkan, kejadian itu bermula ketika dirinya bersama temannya, Susi Afriani, yang baru selesai kuliah hendak pulang. Dari kampusnya, mereka berjalan pada pukul 20.35 WIB ke minimarket di dekat Halte Transjakarta Kampung Melayu.

“Susi minta anterin beli tiket kereta,” ujar Jihan. Usai dari minimarket, sekitar pukul 20.55 WIB, keduanya menyeberang jalan untuk naik angkutan umum ke arah Jalan Otista. Ketika menyeberang, Jihan dan Susi sempat melewati sekumpulan polisi yang sedang berjaga di dekat toilet Halte Transjakarta.

Di antara polisi itu ada Bripda Yogi dan Brigadir Dua Taufan yang juga menjadi korban bom bunuh diri. Hanya sebentar setelah melewati para polisi yang berjaga, sekitar pukul 21.00 WIB, Jihan mendengar ledakan yang membuat badannya sampai terpental.

“Kuping langsung berdengung,” ujar Jihan. Setelah itu Jihan langsung dievakuasi oleh masyarakat dengan menggunakan angkutan umum ke rumah sakit.

Ibu Jihan, Amelia Roliana, 42 tahun, bersyukur anaknya selamat. Menurut Amelia, beberapa saat setelah kejadian, dirinya sempat melewati Kampung Melayu dari arah Pasar Gembrong sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu dirinya dari Rumah Sakit Duren Sawit, Jakarta Timur, dan mau mengarah pulang ke arah Jalan Otista.

Begitu melihat ada keramaian, Amelia langsung terbersit anaknya dan berhenti untuk menelepon Jihan. “Saya udah mikir aneh-aneh aja saat itu. Pas saya coba telepon Jihan ternyata anak saya bener jadi korban,” kata Amelia. “Dia anak saya satu-satunya,” ujar Amelia yang tak mampu menahan tangisnya. * tmp,hud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry