Tampak pertemuan khusus para masyayikh dengan KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), Ketua KK-26 NU. (FT/dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Semangat warga NU mengikuti halaqah yang digelar Komite Khitthah 1926 Nahdlatul Ulama (KK-26 NU), semakin besar. Begitu juga antusiasme tokoh-tokoh NU dari luar pulau Jawa. Rabu, (14/8/2019) digelar halaqah kesepuluh (ke-10) di PP KH Ali Maksum (Gedung SMA), Krapyak, Yogyakarta.

“Alhamdulillah, semangat para masyayikh meluruskan NU tak pernah kendor. Kajian mendalam tentang berbagai hal di PP Tebuireng kemarin, sangat dinanti nahdliyin. Dari Pesantren Kiai Ali Maksum, Krapyak, hasil pertemuan itu diformulasikan untuk dipahami dan diamalkan warga NU,” demikian H Agus Solachul A’am Wahib, cucu pendiri NU Almaghfurlah KH Wahab Chasbullah, kepada duta.co, Selasa (13/8/2019).

Menurut Gus A’am Wahib, panggilan akrabnya, antusiasme tokoh-tokoh NU sudah merambah ke luar pulau Jawa. Dari Sabang sampai Merauke, sudah mendengar dan ternyata banyak yang ingin ditempati halaqah.

“Sampai halaqah ke-10 masih di Pulau Jawa. Bukan tidak mungkin halaqah berikutnya, ke-11 bertempat di luar pulau Jawa. Sambutannya luar biasa. Padahal, semua tahu, kegiatan ini biaya sendiri,” jelasnya.

Di Krapyak, tegas Gus A’am Wahib, peserta akan memperoleh hasil kajian yang berlangsung 2 (dua) hari di PP Tebuireng, Jombang. Intinya, pertama, koreksi terhadap PBNU, kedua, harapan nahdliyin bagaimana Muktamar 34 NU nanti bisa menjadi titik awal kembalinya NU ke relnya.

“Besok akan disampaikan koreksi-koreksi itu, dari persoalan aqidah (masuknya paham muktazilah), penggunaan istilah Islam Nusantara yang membingungkan umat, sampai politisasi organisasi yang begitu vulgar,” tegasnya.

Masih menurut Gus A’am Wahib, KK-26 NU yang dipimpin KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) akan terus melakukan sosialisasi kepada seluruh warga NU. Karenanya, dibutuhkan kegiatan-kegiatan massal yang, berskala regional maupun nasional. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry