Mahasiswa Program Studi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Dyana Fitri (kiri) member contoh cara menggosok gigi yang benar kepada Diaz dan Hamzah dua bocah kecil yang tinggal di Rusun Penjaringan Sari Surabaya, Selasa (25/7). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Problem masyarakat yang tinggal di rumah susun (rusun) memang sangat komplek. Mulai dari lingkungan hingga masalah kesehatan. Karenanya, Progam Pendidikan Profesi Ners F akultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya menginisiasi strategi community empowerment (pemberdayaan masyarakat) bidang kesehatan dengan menelurkan ide Sahabat keluarga (SAGA).

Implementasi strategi ini menemukan bentuknya dengan adanya pelibatan mahasiswa yang sedang melalukan praktik kesehatan komunitas dan juga Community Mental Health Nursing (CMHN) di lingkungan Rumah Susun Penjaringan Sari, Selasa (25/7).

Puluhan mahasiswa itu terbagi dalam beberapa kelompok. Mereka memberikan penyuluhan sesuai dengan tugas masing-masing. Ada yang mengedukasi cara menggosok gigi yang benar kepada anak-anak, juga ada yang memberikan penyuluhan tentang mencuci tangan yang benar serta ada juga yang mempraktikkan bagaimana memasak makanan yang sehat. Bahkan, bekerjasama dengan Pemadan Kebakaran Surabaya, mahasiswa memberikan penyuluhan tentang mengantisipasi adanya kebakaran terutama di rumah susun yang padat penduduk di musim panas seperti sekarang ini.

Dyana Fitri dan temannya Adeline bertugas memberikan penyuluhan tentang menggosok gigi yang benar. Dengan menggunakan alat menyerupai gigi dan mulut serta sikat gigi, Dyana mempraktikkan cara menggosok gigi sambil bernyanyi. “Gosok-gosok gigi jangan lupa pastanya. Bulat kiri bulat kanan”

“Dengan nyanyian biasanya akan mudah diingat adik-adik kecil ini. Sehingga mereka bisa menggosok gigi mengikuti cara yang ada di lagu. Ini sangat efisien,” ujar Dyana.

Diaz dan Hamzah yang mendengarkan Dyana bernyanyi sambil mempraktikkan cara menggosok gigi jadi mengikuti nyanyian dan gerakan Dyana. “Aku gosok gigi dua kali sehari, pas habis mandi,” ungkap Diaz.

Kcseluruhan progam Sahabat Keluarga (SAGA) tersebut dirangkai dalam sebuah tema “ Edukasi Kesehatan dengan Kreatif di Rumah Susun Penjaringan Sari Surabaya”. Mengingat Program SAGA tidak dapat dilakukan tanpa melibatkan berbagai institusi yang ada di masayarakat maka sebagai bentuk kolaborasi lintas sektoral dengan unsur Pemerintah Kecamatan Rungkut, Kelurahan Penjaringan Sari dan juga Puskesmas Medokan Ayu. Tak berlebihan jika Camat Kecamatan Rungkut Surabaya Drs. H. Syafik, M.Si dan Kepala Puskesmas Medokan Ayu drg. Siti Djanuarsih ikut terlibat dalam acara ini.

Dekan FIK UMS Dr. Mundakir, M.Kep mengatakan menjadi warga rusun tak selalu identik dengan kesan marginalitas. Sahabat keluarga yang dilakukan dengan semangat gotong royong untuk mencipatakan rusun yang layak dan nyaman, merupakan sumbangsih nyata untuk usaha pemberdayaan masyarakat sekitar. “Semoga ini bisa bermanfaat bagi semua warga yang ada di sini,” tuturnya. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry