DILATIH: Para ibu-ibu anggota PKK dilatih mengemas produk makanan lokal menjadi indutri rumahan yang layak jual guna membantu ekonomi keluarga (duta.co/ahmad yani)

SIDOARJO | duta.co-Meningkatkan perekonomian rumah tangga, para ibu rumah tangga yang jadi anggota PKK dilatih untuk mengmas makanan menjadi industri rumahan. Sebab, pangan lokal tidak lagi identik dengan sebutan kuno maupun ndeso. Pangan lokal tetap bisa memberikan kesan modern tanpa meninggalkan ciri kedaerahannya dan mendatangkan keuntungan perekonomian

Demikian dikatakan Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Anik Saiful Ilah saat  membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolahan dan Pengemasan Pangan Berbahan Lokal yang digelar dii Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Rabu, (19/07/2017). Sekitar 200 orang ibu rumah tangga yang merupakan anggota PKK kecamatan dan desa/kelurahan ikut dalam kegiatan tersebut.

“Sampai saat ini,lanjut iaproduk pangan lokal masih digemari masyarakat. Dan di Sidoarjo sendiri kaya akan keragaman kulinernya. Produk pangan lokal Sidoarjo memiliki daya tarik sendiri bagi konsumen. Oleh sebab itu produk lokal Sidoarjo tetap menjadi pilihan untuk dikonsumsi masyarakat luas,” jelasnya.

Istri dari Bupati  H Saiful Ilah  tersebut juga tidak menampik bahwa seiring dengan kemajuan teknologi, selera konsumen berubah.  Selain mengutamakan rasa, konsumen juga menginginkan tampilan yang menarik dari produk tersebut. Ia katakan dahulu jumlah produk dipasar masih sedikit.

“Oleh karenanya konsumen tidak terlalu mempertimbangkan kemasan dalam memilih makanan. Yang penting makanan itu enak akan dibelinya,” ujarnya.

Saat itu  konsumen belum peduli dengan bentuk kemasan. Kemasan yang unik, lain dari pada yang lain belum menjadi daya tarik konsumen. Akan tetapi saat ini pandangan tersebut berubah. Oleh karena itu kemasan produk olahan pangan harus diperhatikan.

“Sejak informasi mudah didapat dan diakses dari berbagai sumber dan semakin menjamurnya produk pangan olahan, maka mau tidak mau kita harus memperhatikan kemasan produk olahan pangan kita,”tuturnya.

Potensi pangan olahan di Sidoarjo begitu banyak ragamnya. Namun ia merasa belum semua produk dikemas atau disajikan dengan baik. Oleh karena itu melalui kegiatan Bimtek seperti ini, tata cara pengemasan pangan olahan yang baik dapat diketahui. Ia berharap pengetahuan yang didapat dari Bimtek nantinya dapat disampaikan pada pelaku diwilayah binaan.

Sementara itu Dosen Jurusan PKK Prodi Tata Boga Fakultas Teknik Unesa Surabaya, Lilis Sulandari  mengatakan ada beberapa kelebihan produk pangan olahan berbahan lokal. Salah satunya mudah didapat dan beragam pilihan bahan pangan yang dapat dimanfaatkan.

Perempuan yang juga merupakan warga Sidoarjo itu mengatakan produk unggulan Sidoarjo cukup banyak dan perlu dikembangkan. Melalui perbaikan kemasan ia yakin produk makanan olahan Sidoarjo akan  semakin diminati masyarakat.

Ia katakan desain kemasan suatu produk juga bagian dari strategi pemasaran. Pengunaan kemasaan yang menarik akan meningkatkan nilai tambah suatu produk. Kemasan yang baik harus memenuhi standart yang ada. Seperti tercantum label kemasan yang berisi nama makanan, komposisi makanan, maupun nilai gizi dari makanan tersebut. Selain itu juga tercantum ijin edar dari makanan tersebut.

Dalam Bimtek tersebut, berbagai makanan olahan dari 18 kecamatan yang ada di Sidoarjo di sajika. Seperti dari Kecamatan Waru yang mensajikan sirup blimbing wuluh, dari Kecamatan Wonoayu dengan kripik daun singkongnya dan dari Kecamatan Tulangan dengan kripik pepaya dan pare. (yan)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry