(ki-ka) Ketua KEPK Unusa, dr Danny Irawan SpPD menyerahkan tanda mata kepada Ketua KEPK FK UB, Prof. Dr. dr. Moch. Istiadjid ES, Sp.S., Sp. BS (K), M.Hum. DUTA/istimewa

YOGYAKARTA | duta.co – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tetap ngotot mengusung khilafah. Di Semarang, setelah gagal menggunakan fasilitas GOR Tri Lomba Juang, Simpang Lima, Semarang  — karena adanya penolakan dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Semarang — HTI Jawa Tengah memindah acaranya di Hotel GRASIA, Jl S Parman No 29, Semarang. Acara digelar Ahad (9/4/2017) pukul 19.30 s/d 23.00 wib. Bingkainya tetap, khilafah, ‘Indonesia Khilafah Forum 1438 H’ dengan tema ‘Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Umat’.

“Kami sudah minta kepada aparat agar menertibkan aksi makar ini. Segala bentuk rongrongan terhadap NKRI harus dihentikan. Saya mendengar Polda Jateng akan bersikap tegas, tidak akan memberikan izin untuk HTI Jateng yang ngotot mengibarkan khilafah, baik di ruangan terbuka maupun tertutup. Polda juga minta GP Ansor dan Banser menjaga suasana agar tetap kondusif. Sepanjang aparat tegas, kami tidak akan turun jalan,” tegas sumber duta.co di jajaran GP Ansor Jateng, Jumat (07/04/2017).

Sementara di Yogyakarta juga digelar acara yang sama, tema yang sama, waktu yang sama di Gedung Balai Sinta, Mandala Bakti Winitatama, Jl Laksda Adisucipto 88, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di sini HTI rencananya membentang spanduk ‘Indonesia Khilafah Forum 1438 H’ dengan tema ‘Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Umat’.

“Ajakan HTI ini sudah menyebar di masyarakat. Artinya, HTI tetap ngotot dengan proyek khilafah. Padahal, dia tahu bahwa ideologi itu itu bertentangan dengan ideologi NKRI. Sepanjang HTI masih mengibarkan khilafah, selama itu pula GP Ansor dan Banser akan menolaknya. Bukan hanya GP Ansor dan Banser Surabaya dan Semarang, kami yang di Yogjakarta juga akan menolaknya,” demikian sikap PW GP Ansor DIY dan Satkorwil Banser DIY yang sampai kepada duta.co, Jumat (07/04/2017).

Selain di Gedung Balai Sinta, PW Ansor dan Satkorwil Banser DIY juga menolak kegiatan HTI yang sedianya akan dilaksanakan di Masjid Agung Manunggal Bantul, Yogyakarta, Ahad (9/4/17). Penolakan tersebut semata-semata didasarkan atas pengabdian diri kepada NKRI yang diperjuangkan oleh para ulama dan pendiri negeri ini.

Sampai saat ini pengurus NU dan Ansor DIY masih melakukan koordinasi baik dengan Takmir Masjid, Porles, maupun pemerintah setempat. Sikap ini dilakukan demi menjaga suasana tetap kondusif dan menghindari pemutarbalikan fakta.

Berikut empat pernyataan PW GP Ansor dan Banser DIY:

Pertama, Maraknya kegiatan Masirah Panji Rasulullah yang rencananya diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Surabaya, Jawa Timur (2/4/2017), di Semarang, Jawa Tengah (9/4/2017) dan keduanya mendapatkan penolakan dari sejumlah elemen masyarakat, merupakan ancaman yang nyata bagi disintegrasi bangsa, sehingga kami MENOLAK kegiatan serupa yang rencananya diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)di Masjid Agung Manunggal Bantul, Yogyakarta (9/4/2017) yang bertema Khilafah Kewajiban Syar’i Jalan Kebangkitan Umat.

Kedua, MENOLAK segala bentuk gagasan khilafah yang diprakarsai oleh HTI karena membahayakan dan merongrong 4 (empat) Pilar Bangsa yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.

Ketiga, MENGINTRUKSIKAN kepada seluruh Anggota BANSER DIY untuk bekerjasama dengan Pemerintah, TNI dan POLRI guna mengambil langkah-langkah strategis dalam menghalau kegiatan-kegiatan yang dengan sengaja menyebarkan propaganda khilafah dengan tujuan merubah Pancasila sebagai Ideologi dan UUD 1945 sebagai Dasar Negara.

Keempat, MENGAJAK pengikut HTI dan sejenisnya untuk kembali pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang sesuai dalam bingkai NKRI. (fat)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry