KIRAP: Bupati Anas ikut memikul saat kirap budaya Tionghoa (duta.co/jamhari)

BANYUWANGI | duta.co -Bangga dengan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Itulah sekelumit kata yang diucapkan Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Hoo Tong Bio Banyuwangi, Susana Indriati.

“Gus Dur yang menyatukan kami semua. Saat itu Tri Dharma berkiprah. Itulah keingingan kami kedepan. Mintanya kami rukun dan bisa bergaul semua warga,” ujar Susana kepada wartawan usai menemani Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas usai melepas Kirap Budaya Tionghoa.

Apalagi, kata Susana, masuknya perayaan Imlek menjadi salah satu agenda even pada Banyuwangi Festival 2018 ini, disambut baik keluarga TITD Hoo Tong Bio Banyuwangi. Pelaksanaan tahun in merupakan kali pertama menjadi salah satu agenda Banyuwangi Festival.

“Terus terang kami bangga sekali karena bisa dimasukkan dalam salah satu agenda Banyuwangi Festival. Yang jelas, semua ini berkat jasa dari Gus Dur. Selain itu kami juga berterima kasih pada pemerintah sekarang yang mau menggandeng kami dalam agenda Banyuwangi Festival,” papar Susana bangga.

Menurutnya, kegiatan saat ini bukanlah perayaan Imlek. Melainkan perayaan bertahtanya yang mulia Kongco Tan Hu Cin Jin yang ke 234 tahun.

“Sebenarnya tepatnya pada tanggal 15 kemarin, tetapi saya punya pikiran untuk melaksanakan tanggal 17, karena bertepatan dengan hari besar dan besoknya Minggu. Sehingga saya perkirakan akan bisa dihadiri banyak orang. Setelah saya tanyakan ke beliau, ternyata beliaunya bersedia,” paparnya.

Dari pelaksanaan kirab tersebut, Susana sangat berharap agar bisa menyatu dengan seluruh lapisan masyarakat Banyuwangi. Tidak lagi ada sekat akibat perbedaan agama dan sebagainya.

“Kami sangat berharap bisa menjalin kerukunan antar umat beragama. Dan ternyata hal ini bisa terbukti dalam pelaksanaan kegiatan ini. Apalagi Pak Bupati juga mau tahu dan mengapresiasi,” beber Susana..

Kegiatan Kirab Ritual Tolak Bala yang mengikuti pelaksanaan Festival Imlek kali ini, diikuti oleh TITD wilayah Banyuwangi dan luar Banyuwangi. Di antaranya dari Lombok, Jakarta, Probolinggo dan sebagainya.

“Sebenarnya yang dari Bali rencananya mau hadir, tapi karena berhalangan, bertepatan dengan Nyepi, akhirnya nggak bisa hadir,” katanya.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menyatakan, pelaksanaan Festival Imlek bukanlah semata-mata festival biasa. Namun ada hal yang bisa dipetik dalam pelaksanaan festival Imlek tersebut, sehingga Imlek ditetapkan masuk dalam salah satu agenda Banyuwangi Festival. “Dalam festival Imlek ini bisa dianggap sebagai festival gagasan, toleransi dan sebagainya,” ujarnya.

Dengan masuknya Festival Imlek dalam agenda Banyuwangi Festival, maka resmi pada tahun 2018 ini Banyuwangi Festival memiliki 77 agenda selama satu tahun. Selain Festival Imlek, masih ada event-event baru, di antaranya Fstival Balaganjur dan Ogoh-ogoh.

“Festival ini merupakan perwakilan dari warga umat Hindu yang ada di Banyuwangi,” katanya. (jam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry