Muhammad Rizieq Shihab  (IST)

Jakarta | Duta.co – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab bersama Jubir FPI Munarman dan Ketua GNPF Bachtiar Nasir memenuhi panggilan penyidik di Mapolda Metro Jaya, Rabu (1/2). Diperiksa sebagai saksi, mereka membantah pertemuan yang pernah dihadiri membahas persoalan makar.

“Terima kasih banyak hari ini saya dan Ustad Bachtiar Nasir serta Haji Munarman, dipanggil ke Polda Metro Jaya dalam rangka memberi keterangan sebagai saksi terhadap ibu Rachmawati Soekarnoputri atas tuduhan makar. Insya Allah kami akan memberikan penjelasan dengan sebenar-benarnya tentang apa yang terjadi,” ujar Rizieq, Rabu (1/2).

Rizieq menegaskan, kalau berbicara pertemuan memang dirinya pernah bertemu dengan Rachmawati, namun tidak membahas persoalan upaya makar. Rizieq membenarkan Rachmawati  pernah datang ke rumahnya. Sebaliknya, dia juga pernah menmui Rachmawati.

“Dan, Bu Rachma juga pernah ikut 411 bersama-sama. Juga ada pertemuan di beberapa event dengan Ormas Islam dan Ormas nasionalis. Tapi sekali lagi pertemuan tersebut sama sekali tidak ada rencana makar dan pemufakatan makar, dan perbuatan melawan hukum. Jadi hanya sebatas kegiatan aksi 411, aksi 212,” ungkapnya.

Sedangkan Bachtiar Nasir mengataqkan, dirinya pernah diundang sebagai pembicara dalam acara Haul Bung Karno di Universitas Bung Karno. Namun, tidak ada pembahasan soal makar. “Saat itu saya diundang sebagai pembicara pada Haul Bung Karno, cuma itu saja,” katanya.

“Pokoknya saya tidak tahu siapa yang menginisiasi. Saya hadir dan ingin mendengarkan. Acaranya juga di aula kampus. Saya juga diminta membuat statment, dan saat itu saya cerita, saya orang Luar Batang dan ada penggusuran,” kata Bachtiar.

Ustad Bachtiar menegaskan, tidak ada pembahasan atau pembicaraan terkait konstitusi atau upaya makar. “Tidak, saya tidak bicarakan soal itu. Tidak ada hubungan ke sana,” ucapnya.

Dia menuturkan, juga tidak mengetahui siapa saja tokoh yang hadir dalam pertemuan di Universitas Bung Karno. “Saya tidak tahu. Intinya begini. Atas nama ketua GNPF, saya berharap apa yang sudah kita jalankan dengan penuh kedamaian ini, kita alokasikan agar bangsa ini bisa lebih kuat, bisa lebih bersatu lagi, bisa lebih bersinergi lagi, dan tidak ada kegaduhan yang membuat kontraproduktif dan memancing emosi,” jelasnya.

Penasihat hukum GNPF MUI Kapitra Ampera menegaskan, Bachtiar diundang sebagai tokoh agama dan tidak membahas politik apalagi upaya makar. “Ustad Bachtiar Nasif adalah tokoh masyarakat, tokoh agama. Semua tempat mengundang untuk melakukan pencerahan agama. Bukan pencerahan politik, karena Ustad Bachtiar bukan tokoh politik, dia tokoh agama,” ujarnya.

“Kalau dia bicara di mana pun, termasuk di Universitas Bung Karno, itu soal moralitas dan agama. Mana ada itu makar-makar. Mana ada hubungan kita dengan itu. Kita berhubungan dengan umat. Bagaimana umat ini supaya damai. Lihat saja 212, kata Kapolri, ranting pun tak ada yang jatuh,” tandas Kapitra. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry