Habib Rizieq
DIBIDIK – Habib Rizieq tak kenal lelah ‘berjuang’. Kali ini ia sambangi DPR RI. Ia merasa dibidik lawan politik. Karenanya, Rizieq minta aparat polisi fair dalam menangani masalah. (FT/GN.onl)

JAKARTA | duta.co – Indikasi kebangkitan PKI kembali mencuat ke permukaan. Selain maraknya buruh ilegal asal China, munculnya gambar pengaman yang disebut sebagai rectoverso dalam uang kertas pecahan 100 ribu rupiah yang, sekilas seperti palu arit masih juga dipersoalkan.

Adalah imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang bakal menyeriusi gambar tersebut. Menurut Habib Rizieq sudah ada 30 indikasi kebangkitan PKI di Indonesia.

“Terus terang kami dalam beberapa tahun merasa gelisah dan galau dengan ditemukan indikasi paham komunisme. Saya pernah menyampaikan tentang PKI, tidak kurang dari 30 indikasi kebangkitan PKI dalam sebuah simposium pada waktu yang lalu,” jelas Habib Rizieq saat audiensi dengan pimpinan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).

Hal itu disampaikan Habib Rizieq di depan pimpinan DPR seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon, dan ditemani anggota Komisi III M Syafi’i. Menurutnya, hal-hal yang berbau PKI dengan tegas dilarang dalam Tap MPR.

“Indikasi tersebut bukan karena umat Islam yang paranoid, tetapi PKI dengan tegas dilarang oleh tap MPR. Ajaran komunisme tidak boleh dikembangkan, dan sudah disebut di KUHP,” lanjut Habib Rizieq.

Dalam kesempatan ini, Rizieq juga angkat bicara soal gambar palu arit pada uang rupiah. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat Rizieq akan membentuk tim advokat untuk melaporkan ke Bareskrim Polri.

“Dalam 1 sampai 2 hari ini kami bentuk tim advokat dan melapor ke Bareskrim. Kami akan laporkan Gubernur BI dan Menkeu sekaligus Peruri akan kita lapor, termasuk desainer,” kata Rizieq yang juga dilaporkan ke polisi karena ceramah mengenai ‘Palu Arit’ ini.

Ia menjelaskan bahwa polisi juga paham soal pasal mengenai gambar palu arit. Dirinya menyambut baik jika polisi menjembatani kasus itu.

“Indonesia itu negara hukum, bukan negara polisi. Saya pikir polisi juga paham pasal soal palu arit. Tapi tiba-tiba, Polda Metro mencari cara. Ini negara hukum, polisi harus tunduk hukum. Saya sambut baik kalau polisi menjembatani,” ujarnya.

Rizieq menuntut Bank Indonesia (BI) untuk meminta maaf secara resmi. Tapi, Rizieq juga mengungkap ada pihak tertentu yang ingin mengganggu stabilitas keamanan.

“BI juga harus meminta maaf secara nasional walaupun khilaf sehingga berkomitmen untuk tidak mencetak lagi. Tapi ini didorong Polda Metro untuk menciptakan negara polisi, ini mengganggu stabilitas keamanan kita,” lanjut Rizieq.

Rizieq mengaku sadar sejak aksi 212, dirinya menjadi sasaran bidik. “Maka dari itu kami laporkan DPR RI. Bagi kami, umat Islam, persoalan PKI ini serius bukan main-main. Kami minta, para wakil rakyat bisa menjalankan fungsi kontrol dalam menjalankan ini,” jelasnya.

“BI, Menkeu, Peruri, harus memberikan klarifikasi. Karena itu, maaf Pak Fadli (Fadli Zon) dan lainnya, situasi sekarang, semenjak peristiwa 212 saya dijadikan sasaran bidik,” ungkap Rizieq

Sindir Pidato Megawati

Rizieq juga menyinggung pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat HUT ke-44 partainya. Dalam pidato tersebut, Habib Rizieq menilai Megawati mencoba menghadapkan Islam dengan Pancasila.

”Saya sesalkan mendengarkan salah satu pimpinan parpol yang menyinggung ideologi tertutup yang mencoba menghadapkan agama Islam dan Pancasila. Ini kami sesalkan,” kata Habib Rizieq.

Padahal, lanjut dia, Pancasila dan agama Islam tidak ada yang perlu diperdebatkan. Menurutnya, yang lebih menyedihkan, ada ungkapan-ungkapan pernyataan bahwa ajaran Islam yang berkaitan dengan iman kepada haru akhir. Dalam pernyataannya, Megawati menganggap akhirat sebagai ramalan masa depan.

”Kalau diucapkan orang di luar agama Islam, kami tidak ingin menanggapi. Tapi kalau Islam, ini jadi persoalan serius. Ini termasuk rukun iman. Sesuatu yang harus diimani kepastiannya karena itu informasi Alquran yang datang dari Allah SWT,” jelasnya.

Rizieq khawatir pernyataan tersebut mengundang konflik horizontal antar umat beragama. Hal itu dianggap bisa membahayakan NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan pilar -pilar negara. ”Karena sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia, tidak ada satu pun tokoh yang menjadikan Pancasila untuk menggugurkan rukun iman,” tegasnya.

Kalimat lain yang disoal, ketika Megawati mengutip ucapan Soekarno. “Bung Karno menegaskan sangat jelas, kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya nusantara yang kaya raya ini,” ucap Megawati yang disambut tepuk tangan kader.

Kalimat Mega yang mengutip Bung Karno ini juga dinilai sebagai maneuver untuk mempertentangkan Islam dengan orang Arab, ini dinilai berbahaya. (dt,em)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry